tirto.id - CEO Cyrus Network Hasan Nasbi mempertanyakan sikap Capres urut 02, Prabowo Subianto yang meragukan hasil hitung cepat Pilpres 2019 oleh sejumlah lembaga survei.
Menurut dia, sikap Prabowo dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu menerima hasil survei ketika calon gubernur yang ia usung menang. Namun, kata dia, hal ini berbeda dalam Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.
Dalam dua periode pilpres, kata Hasan, Prabowo tak unggul dalam hitung cepat. Menurut dia, hal ini membingungkannya, karena sikapnya inkonsisten dengan Pilkada DKI 2017.
"Yang aneh di sini. Yang menuduh lembaga survei itu sama dengan orang yang jingkrak-jingkrak pada 2017 atas pengumuman kami," ucap Hasan dalam konferensi pers bertajuk 'Expose Data Hasil Quick Count Pemilu 2019' di Morrissey, Sabtu (20/4/2019).
Hasan menduga ketidakpercayaan Prabowo dalam hitung cepat Pilpres 2019, karena hasilnya tidak sesuai dengan harapan Prabowo.
Sikap Prabowo ini, kata Hasan, berdampak pelaporan lembaga survei ke polisi, bahkan mendapatkan tuduhan yang berlebihan.
Padahal, kata Hasan, tak ada aturan yang mengharuskan seseorang untuk percaya pada hasil hitung cepat, sehingga orang yang tak percaya itu dapat menunggu hasil KPU.
"Memang orang yang tidak diuntungkan dengan hasil quick count tidak percaya sama hasilnya," ucap Hasan.
Direktur Eksekutif Konsepindo, Veri Muhlis Arifuzzaman mengutarakan hal serupa. Ia mempertanyakan perbedaan sikap Prabowo yang menerima hasil quick count pada Pileg 2017, tetapi menolak perhitungan serupa untuk ajang Pilpres 2019.
"Masa untuk pileg percaya, pilpres nanti dulu," ucap Veri.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali