tirto.id - Pemberlakuan kebijakan ganjil genap oleh Pemprov DKI Jakarta dianggap menjadi salah satu penyebab Centro Department Store memutuskan untuk menutup gerainya di Plaza Semanggi per 31 Desember 2018.
Ketua Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan banyak faktor yang mendorong tenant keluar atau tidak memperpanjang kontrak sewa. Menurunnya pengunjung adalah salah satunya.
“Kalau saya lihat, Plaza Semanggi ini sepi pengunjung ketika kebijakan ganjil genap mulai diberlakukan. Aksesnya menjadi susah. Padahal, akses yang mudah itu sangat penting bagi mal,” katanya kepada Tirto.
Oleh karena itu, lanjut Budihardjo, tidak heran apabila Centro memutuskan untuk mengakhiri kontrak sewa. Menurutnya, pemerintah daerah seharusnya memberikan akses yang mudah bagi mal agar bisa survive, bukan sebaliknya.
Senior Manager Advertising & Promotions PT Tozy Sentosa Pelly Sianova tidak bisa memungkiri akses menuju Plaza Semanggi kini menjadi terbatas, meski lokasi mal berada di pusat kota.
“Ada faktor-faktor di luar kemampuan kami untuk kami bisa handle, seperti kebijakan ganjil genap, arus trafik yang berubah hingga akses masuk menjadi terbatas,” katanya kepada Tirto, Senin (28/01/2019).
Plaza Semanggi sebenarnya terbilang strategis karena berada di pusat kota, dan akses masuk juga ada beberapa titik. Namun, jika harus menghindari ganjil genap, akses masuk menjadi terbatas, yakni hanya melalui Jalan Garnisun 1 atau melewati RS Siloam.
Kondisi ini juga semakin parah mengingat lokasi Plaza Semanggi juga dekat dengan mal-mal kompetitor seperti FX Sudirman, Pasific Place atau Senayan City, di mana akses masuk mereka lebih mudah.
Seiring dengan kondisi itu, gerai Centro di Plaza Semanggi pun tidak lagi profitable. Alhasil, manajemen Centro mengambil keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak sewa, setelah menempati tempat di Plaza Semanggi selama 15 tahun.
Penulis: Ringkang Gumiwang
Editor: Nur Hidayah Perwitasari