tirto.id - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan program cek Kesehatan gratis tak mewajibkan masyarakat memiliki kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial alias BPJS. Budi hanya menganjurkan masyarakat tetap mengktifkan keanggotaan sebagai antisipasi dalam tata laksananya.
“Enggak harus, karena screening-nya program pemerintah, kan. Kalau dia habis kena, sakit, mesti ada tata laksananya, kan. Tata laksananya kalau mau gratis, harus jadi anggota BPJS,” kata Budi, dalam pertemuan dengan media di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2025).
Menurut Budi, BPJS menjadi penting apabila hasil dari cek kesehatan tersebut menunjukkan adanya penyakit serius. Termasuk, kata dia, apabila masyarakat ingin memperoleh pengobatan gratis di fasilitas kesehatan tingkat lanjut.
“Kalau dia misalnya sakit, bener nih ternyata diabetes. Kalau diabetesnya yang masih ringan-ringan saja, kan, bisa dikasih obat gratis, di puskesmas ada tuh. Kalau diabetesnya dah parah, kan, mesti ke rumah sakit. Dia harus punya BPJS. Kalau dia enggak punya BPJS, dia bayar sendiri,” ucap Budi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Dirjen Kesmas) Kemenkes RI, Maria Endang Sumiwi, mengungkap bahwa yang wajib dalam cek kesehatan gratis bukan BPJS, melainkan aplikasi SatuSehat.
Maria mengatakan aplikasi ini bertujuan untuk mempercepat proses screening dan mengurangi antrean di fasilitas kesehatan. Maria mengatakan melalui aplikasi tersebut, masyarakat juga akan menerima berbagai pengingat menjelang ulang tahun, seperti status aktif BPJS dan pengisian kuisioner kesehatan untuk mempercepat proses pemeriksaan.
“Nanti kalau sudah download satu sehat mobile, hari minus 30 dari ulang tahunnya itu akan ada message. Akan ada pengingat, BPJS Anda sudah aktif belum? Karena kalau belum aktif, mengaktifkan butuh 14 hari, jadi butuh waktu. Jadi H-30 akan dapat kiriman,” tukas Budi.
Dia mengatakan bahwa pengingat tersebut akan selalu muncul apabila skrining belum juga dilakukan. Oleh karenanya, dalam program ini aplikasi SatuSehat menjadi penting dan wajib dimiliki setidaknya satu dalam satu keluarga.
“Yang enggak punya handphone, tapi keluarganya ada, bisa masukin keluarganya. Jadi bapaknya, anakya itu bisa masukin. Tapi kalau sama sekali nggak ada, ya, nanti dibantu,” tutur Budi.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama