tirto.id -
Menurutnya hal itu tidak lepas dari kebijakan Gubernur DKI Anies Baswedan yang memberlakukan social distancing seperti Work From Home (WFH), ibadah di rumah, dan belajar di rumah untuk mencegah penyebaran COVID-19 atau pandemi virus Corona.
Kendati demikian, Andoni menuturkan jika WFH bukan merupakan faktor tunggal membaiknya kualitas udara. Namun tren perbaikan kualitas udara juga sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan arah angin.
“Hujan yang turun di Jabodetabek juga turut membantu tercucinya atmosfer dari polusi,” kata Andono kepada Tirto, Selasa (24/3/2020).
Dirinya memaparkan, berdasarkan pemantauan di lima Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Hasilnya menunjukan perbaikan kualitas udara, terutama menurunnya konsentrasi parameter PM 2.5 selama penerapan WFH.
Penurunan ini juga konsisten dengan tingkat curah hujan. Ketika curah hujan tinggi, kosentrasi parameter PM 2.5 menunjukan penurunan dan ketika hari-hari tidak hujan, kosentrasi parameter PM 2.5 sedikit meningkat.
Selain itu, arah angin juga berpengaruh terhadap polutan jenis PM 2.5 ini atau partikel debu halus berukuran 25 mikrogram/m³.
“Arah angin yang mengarah ke Ibukota juga mempengaruhi konsentrasi parameter PM 2.5,” ucapnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri