tirto.id - Kesehatan reproduksi adalah hal penting yang harus diperhatikan oleh semua orang, baik laki-laki atau perempuan, terutama jika sedang merencanakan kehamilan.
Kesuburan pria sering dijadikan perhitungan untuk program hamil, terutama soal kesehatan sel sperma yang dihasilkan.
Kesehatan sperma tergantung pada berbagai faktor, baik itu pola makan, gaya hidup, jumlah sel, pergerakan sperma hingga strukturnya.
Dilansir dari Healthline, memiliki sperma yang sehat itu penting. Tetapi kesehatan sperma lebih dari sekadar hamil.
Kualitas sperma juga berperan dalam kesehatan kehamilan secara keseluruhan dan kemungkinan bayi.
Dalam sebuah studi tentang tikus, stres dan obesitas pada tikus jantan memodifikasi gen yang dibawa dalam sperma mereka.
Hal itu membuat bayi tikus mereka lebih cenderung kelebihan berat badan dan stres. Namun, masih banyak penelitian manusia yang diperlukan untuk memeriksa kemungkinan hubungan ini.
Berikut adalah kriteria sperma yang sehat, menurut Healtline.
1. Kuantitas (volume). Jumlah sperma yang sehat adalah sekitar 15 juta atau lebih untuk setiap mililiter (mL) semen.
Semakin banyak yang Anda miliki, semakin besar kemungkinan mereka akan berhasil melalui sistem reproduksi wanita menjadi telur.
2. Gerakan (motilitas). Tidak setiap sperma bergerak secara efektif atau bahkan sama sekali, tetapi ini normal.
Hanya sekitar 40 persen atau lebih dari mereka yang perlu bergerak agar Anda subur.
3. Bentuk (morfologi). Sperma yang sehat memiliki kepala bulat dan ekor yang panjang dan kuat. Sperma yang berbentuk lebih cenderung untuk menjadi telur.
Anda memiliki kendali atas beberapa hal yang membentuk seberapa sehat sperma Anda. Inilah yang dapat Anda lakukan untuk membuat sperma itu bekerja untuk Anda sekarang dan nanti.
Bagaimana cara meningkatkan kualitas sperma?
- Pertahankan berat badan yang sehat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan indeks massa tubuh (BMI) terkait dengan penurunan jumlah sperma dan pergerakan sperma.
- Makanlah makanan yang sehat. Pilih banyak buah dan sayuran, yang kaya akan antioksidan - dan mungkin membantu meningkatkan kesehatan sperma.
- Cegah infeksi menular seksual (IMS). Infeksi menular seksual - seperti klamidia dan gonore - dapat menyebabkan infertilitas pada pria.
Untuk melindungi diri sendiri, batasi jumlah pasangan seksual Anda dan gunakan kondom setiap kali berhubungan seks.
- Kelola stres. Stres dapat menurunkan fungsi seksual dan mengganggu hormon yang dibutuhkan untuk memproduksi sperma.
- Olahraga. Perbanyak aktivitas fisik untuk meningkatkan kadar enzim antioksidan yang kuat, yang dapat membantu melindungi sperma.
Hal yang perlu dikurangi atau dihindari
Sperma bisa sangat rentan terhadap faktor lingkungan, seperti paparan panas yang berlebihan atau bahan kimia beracun.
Beberapa hal ini yang perlu dihindari untuk menjaga kualitas sperma.
- Jangan merokok. Pria yang merokok cenderung memiliki jumlah sperma yang rendah. Jika Anda merokok, minta dokter Anda untuk membantu Anda berhenti.
- Batasi alkohol. Minum berlebihan dapat menyebabkan penurunan produksi testosteron, impotensi dan penurunan produksi sperma. Jika Anda minum alkohol, lakukan dalam jumlah sedang.
- Hindari pelumas saat berhubungan seks. Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan tentang efek pelumas pada kesuburan, pertimbangkan untuk menghindari pelumas selama hubungan seksual. Jika perlu, pertimbangkan untuk menggunakan baby oil, minyak canola, putih telur, atau pelumas yang ramah kesuburan, seperti Pre-Seed.
- Konsultasikan dengan dokter Anda tentang obat-obatan. Pemblokir saluran kalsium, antidepresan trisiklik, anti-androgen, dan obat-obatan lain dapat berkontribusi pada masalah kesuburan. Steroid anabolik dapat memiliki efek yang sama.
- Hati-hati dengan racun. Paparan pestisida, timbal dan racun lainnya dapat memengaruhi kuantitas dan kualitas sperma.
Jika Anda harus bekerja dengan racun, lakukan dengan aman. Misalnya, kenakan pakaian dan peralatan pelindung, dan hindari kontak kulit dengan bahan kimia.
- Tetap tenang. Peningkatan suhu skrotum dapat menghambat produksi sperma. Meskipun manfaatnya belum sepenuhnya terbukti, mengenakan pakaian dalam yang longgar, mengurangi duduk, menghindari sauna dan kolam air panas, dan membatasi paparan skrotum pada benda-benda hangat, seperti laptop, dapat meningkatkan kualitas sperma.
Penulis: Versatile Holiday Lado
Editor: Yandri Daniel Damaledo