tirto.id - Tidur merupakan aktivitas yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Ada banyak pengaruh yang ditimbulkan saat seseorang kurang tidur.
Misalnya, konsentrasi menurun, mudah letih, keseimbangan kerja tubuh terganggu, hipertensi, hingga berisiko memicu gula darah tinggi.
Saat Ramadhan, orang yang menjalankan ibadah puasa juga kemungkinan mengalami pengurangan waktu tidur. Mereka mesti bangun awal untuk makan sahur dan mengakhiri malam dengan serangkaian ibadah. Kendati demikian, permasalahan tidur di bulan puasa ini mesti disikapi dengan bijak.
Jika kebutuhan tidur tetap tercukupi selama berpuasa Ramadhan justru efeknya bagi tubuh cukup luar biasa. Laman Sleep Foundation menyatakan, orang berpuasa akan mendapatkan kualitas tidur lebih paling. Puasa membantu ritme sirkadian lebih kuat. Ritme sirkadian membantu mengatur kembali beberapa fungsi biologis seperti nafsu makan dan metabolismenya, serta siklus untuk tidur mau pun bangun.
Jika selama puasa diimbangi dengan tidur yang cukup, maka hormon pertumbuhan manusia bertambah kuantitasnya. Hormon ini berkontribusi pada pembakaran lemak, pemulihan otot, dan merangsang tubuh melakukan perbaikan mandiri. Akhirnya, tubuh cenderung segar dan bugar sewaktu bangun tidur.
Mengutip unggahan sosial media Direktorat P2PTM Kemenkes, ada sejumlah cara untuk mengatur waktu tidur saat Ramadhan yang bisa dilakukan, yaitu,
1. Tidur malam lebih cepat
Ibadah puasa menuntut untuk bangun lebih awal karena harus melakukan makan sahur sebelum subuh. Di samping itu, malam hari pun masih diisi dengan kegiatan shalat tarawih dan kemungkinan mengikuti tadarus Al Quran. Oleh sebab itu, dimungkinkan waktu tidur malam akan berkurang selama bulan puasa.
Guna menyiasati hal ini, sebaiknya ambil waktu tidur malam lebih cepat dari hari biasa. Jika sebelumnya terbiasa tidur pukul 22.00, maka saat puasa diawalkan menjadi pukul 21.00.
2. Sempatkan melakukan power nap
Power nap merupakan tidur siang yang dilakukan dalam waktu singkat yaitu 20 menit. manfaat power nap adalah mengembalikan stamina tubuh yang umumnya menurun drastis saat puasa di siang hari.
Power nap sebaiknya tidak dilakukan lebih dari 20 menit. Sebab, jika lebih dari durasi tersebut maka dikhawatirkan akan jauh lebih nyenyak. Hal ini justru memicu rasa lelah setelah bangun.
3. Perhatikan lingkungan tidur
Lingkungan tidur yang baik akan mendukung kualitas tidur. Pastikan sewaktu akan naik ke atas ranjang, lakukan peminimalan cahaya dengan mematikan lampu. Atau, jika masih ingin ada cahaya, gunakan lampu tidur yang sangat redup.
Agar tidur malam tidak terganggu, seseorang dapat pula memakai earplug dan atau masker mata. Kedua piranti tersebut memudahkan dalam merangsang tubuh cepat terlelap dan istirahat.
4. Perhatikan pola makan
Pola makan sangat berpengaruh pada kualitas tidur. Sewaktu buka puasa hindari makanan yang memiliki kandungan kalori dan gula tinggi. Jauhi pula untuk mengonsumsi makanan terlalu pedas atau gorengan yang dimasak dengan minyak berlebih.
Makanan-makanan tersebut membuat kerja sistem pencernaan lebih berat. Hal tersebut dapat mengganggu waktu dan kualitas tidur. Hindari juga minum kopi dan soda di malam hari yang akan membuat mata sulit terpejam dan memicu penimbunan lemak.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari