tirto.id - Bayi yang sulit makan dan menutup mulutnya ketika disuapi, hingga membuang kembali makanan yang sudah masuk ke mulutnya adalah tanda bahwa balita sedang melakukan Gerakan Tutup Mulut (GTM). Sering kali, GTM ini menyusahkan orang tua. Kadang kala ketika dipaksa makan, balita menyemburkan kembali makanan yang sudah dimasukkan ke dalam mulutnya.
Jika orang tua menemukan anaknya melakukan GTM, jangan gegabah kendati merasa khawatir. Sebab, dilansir dari WebMD, boleh jadi bayi hanya sedang kenyang atau tidak lagi lapar. Kadang-kadang, bayi menolak makan karena sedang capai, bosan, atau tidak enak badan. Normalnya, bayi tetap akan makan jika ia merasa lapar.
Jika bayi melemparkan sendoknya, memalingkan wajah, atau menutup mulutnya rapat-rapat, maka bayi sedang memberi tahu bahwa ia tidak ingin makan lagi. Yang penting, pastikan makanan yang ia konsumsi adalah makanan sehat yang mendukung pertumbuhannya.
Cara mengatasi GTM ini adalah dengan menerapkan pola makan baik bagi balita. Berikut caranya seperti yang dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia.
- Atur jadwal makanan utama dan makanan selingan atau makanan ringan yang teratur. Hal ini dapat diterapkan dengan pola makan tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya. Susu dapat diberikan dua-tiga kali sehari sekitar 500-600 ml per harinya.
- Jika anak tidak ingin makan, jangan paksa dia, apalagi sampai memarahinya.
- Batasi juga waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
- Buat lingkungan yang menyenangkan untuk makan. Biasakan makan bersama keluarga di meja makan. Jika tidak memungkinkan untuk makan bersama, sebaiknya tetap latih anak makan di meja makan.
- Jangan memberikan minuman lain selain air putih di antara waktu makan.
- Dorong anak untuk makan sendiri. Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan seperti mengatupkan mulut, memalingkan kepala, dan menangis, tawarkan kembali makanan tanpa memaksa. Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan akhiri proses makan. Latih anak untuk mengenali rasa kenyang dan laparnya sendiri.
- Jangan membiasakan anak makan sambil melakukan aktivitas lain seperti bermain, menonton televisi, berjalan-jalan atau naik sepeda.
- Selain itu, jangan menjadikan makanan sebagai hadiah. Hal ini akan mengacaukan pola makan yang sudah diatur sebelumnya.
Dalam keadaan tertentu, bayi menolak makan karena tidak berselera dengan makanan yang ditawarkan kepadanya. Bisa jadi, ia sedang pilih-pilih makanan karena lelah atau belum siap dengan makanan keras. Gigi bayi yang sedang tumbuh juga mempengaruhi keinginannya untuk makan makanan tertentu saja.
Gerakan tutup mulut pada anak merupakan hal normal yang terjadi sewaktu-waktu. Namun, jika berkepanjangan, bisa jadi balita mengalami gangguan makan dini seperti unpredictable food refusal, anoreksia bayi, atau posttraumatic feeding disorder yang harus segera ditangani dokter anak.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Alexander Haryanto