Menuju konten utama

Penyebab BBLR dan Cara Merawat Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

Bayi BBLR adalah anak yang lahir dengan berat kurang dari 2,5 kilogram. Karena berat badan bayi rendah, orang tua perlu memberikan perawatan khusus agar buah hatinya tumbuh sehat dan tak mengalami gangguan kesehatan. 

Penyebab BBLR dan Cara Merawat Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
Ilustrasi bayi. foto/istockphoto

tirto.id - Bayi BBLR atau bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah masih banyak ditemui. BBLR adalah kondisi bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2,5 kilogram.

Bayi BBLR bisa saja sehat meski berbadan lebih kecil dari ukuran normal. Namun ia cenderung rentan mengalami banyak masalah kesehatan yang serius.

Kelahiran prematur, yakni sebelum masa 37 minggu kehamilan, menjadi salah satu penyebab bayi lahir dengan kondisi BBLR. Bayi dengan kondisi prematur tidak memiliki waktu yang cukup lama untuk tumbuh dan bertambah berat badannya di rahim ibu.

Data Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menunjukkan, hingga 2018, tercatat ada 15 juta bayi lahir prematur di seluruh dunia setiap tahun. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. Kelahiran prematur juga ditengarai menjadi penyebab setidaknya 1 juta kematian anak di bawah usia 5 tahun pada 2015.

Selain kelahiran premature, kondisi Intrauterine Growth Restriction (IUGR) dapat menjadi pemicu rendahnya berat badan bayi saat lahir. IUGR terjadi saat bayi tidak tumbuh dengan baik selama masa kehamilan. Bisa jadi terdapat masalah dengan plasenta, kesehatan ibu, atau kesehatan bayi itu sendiri.

Bayi yang menderita IUGR dapat lahir prematur ataupun normal (setelah 37-41 minggu kehamilan). Namun, bayi yang lahir dengan waktu normal tersebut akan cenderung memiliki fisik lebih kecil karena IUGR.

Sementara itu, dikutip dari artikel pada ensiklopedia kesehatan yang dirilis University or Rochester Medical Center, ada beberapa hal yang dialami ibu hamil dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah.

Misalnya, terjadi infeksi selama kehamilan, berat badan ibu kurang saat hamil, memiliki riwayat berat badan bayi lahir rendah, merokok, alkohol, narkoba. Selain itu, kehamilan di usia sebelum 17 tahun atau lebih dari 35 tahun.

Dengan perkembangan teknologi yang telah pesat, para orang tua kini dapat mengetahui berat bayi sejak dalam kandungan. Hal tersebut dapat mengidentifikasi kemungkinan kasus bayi BBLR sejak dini. Jika ada indikasi bayi lahir dengan kondisi tersebut, para orang tua sebaiknya rutin berkonsultasi dengan dokter.

Cara Merawan Bayi BBLR

Bayi yang lahir dengan kondisi berat badan kurang atau BBLR cenderung memiliki resiko tinggi terhadap penyakit, bahkan komplikasi. Kesulitan perkembangan dan kematian dini pun lebih sering terjadi pada bayi BBLR dibanding yang normal. Sebagaimana dilansir Healthline, bayi BBLR rentan mengalami sejumlah gangguan sebagai berikut:

-Kesulitan makan,

-Kesulitan menambah berat badan,

-Paru-paru atau organ dalam lain kurang berkembang

-Masalah pernafasan

-Masalah pencernaan

-Masalah neurologis

-Masalah mata atau telinga

-Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)

Semakin rendah berat lahir bayi, risiko komplikasi gangguan di atas juga semakin besar. Meskiun demikian, bayi BBLR tetap bisa tumbuh dengan sehat asal orang tua menerapkan metode perawatan yang tepat secara disiplin. Sudah banyak bayi prematur sekaligus BBLR bisa tetap tumbuh sehat tanpa mengalami gangguan serius.

Berikut sejumlah saran bagi orang tua tentang metode perawatan yang tepat untuk bayi BBLR, sebagaimana dilansir laman Baby Center:

1. Menyusui sesuai dengan jadwalnya

Ibu bayi BBLR perlu terus memenuhi kebutuhan gizi si kecil dengan memberikan ASI selama enam bulan pertama setelah kelahiran. Dokter akan memberikan rekomendasi untuk memberikan ASI kepada anak sesuai jadwal. Ibu dari bayi dengan berat badan lahir rendah sering diminta untuk memberi anaknya ASI, setidaknya setiap tiga jam atau bahkan dua jam sekali.

2. Kontak kulit

Menggendong bayi dengan membiarkannya langsung menyentuh kulit sang ibu (perawatan kangguru), terbukti telah berkontribusi untuk menambah berat badan anak BBLR. Selain itu, terdapat beberapa manfaat lain seperti menjaga kehangatan tubuh, mengatur detak jantung dan pernafasan, membantu bayi tidur nyenyak, keberhasilan menyusui, dan membuat bayi merasa aman.

Selagi menggendong anak, pijat bagian tubuh anak dengan lembut untuk menstimulasi. Bayi prematur dan berat badan lahir rendah biasanya merespons baik terhadap usapan lembut.

3. Ikuti aturan tidur bersama bayi

Bayi yang berusia tiga bulan atau lebih muda, dilahirkan lebih awal atau memiliki berat badan lahir rendah sangat rentan terhadap sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) ketika tidur bersama orang tuanya.

Meskipun SIDS sangat jarang terjadi, ada baiknya untuk tetap meminimalisir risiko tersebut. Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan tidur di kamar yang sama tetapi tidak di satu ranjang. Para orang tua bisa menggunakan mengenakan box bayi, atau tempat tidur khusus untuk si kecil. Sebaiknya bayi yang tidur ditempatkan pada posisi telentang.

4. Selalu memantau tumbuh kembang bayi

Pastikan untuk senantiasa berkonsultasi dengan dokter secara teratur. Hal ini akan membantu para orang tua dan dokter untuk melacak kemajuan dan mengidentifikasi masalah yang mungkin ada. Dokter akan mengarahkan pada langkah-langkah yang tepat untuk kemajuan kesehatan si kecil yang lahir dengan berat badan rendah.

5. Bantu si kecil tetap tumbuh dan berkembang

Bayi perlu tetap sehat dan terpenuhi kebutuhan nutrisinya agar memiliki banyak energi untuk belajar dan tumbuh. Para orang tua wajib membantu anak tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meluangkan waktu untuk menggendong, bermain, atau membelai si kecil.

6. Dapatkan bantuan sesuai yang orang tua butuhkan

Minggu-minggu awal merawat si kecil mungkin menjadi waktu yang berat untuk menyesuaikan karena bayi harus menerima perawatan khusus. Apabila orang tua, terutama ibu, membutuhkan bantuan, pastikan untuk selalu mendapatkannya. Di sisi lain, ibu tetap perlu meluangkan waktu melakukan apa yang disukai agar terhindar dari penat.

Baca juga artikel terkait BAYI atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Addi M Idhom