tirto.id - Setiap tanggal 22 Desember Indonesia memperingati Hari Ibu sebagai bentuk penghargaan kepada perjuangan perempuan di Indonesia.
Peringatan Hari Ibu di Indonesia mengacu pada pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia pada 22-25 Desember 1928.
Peringatan Hari Ibu (PHI) di Indonesia bukan hanya sekedar perayaan Mother’s Day sebagaimana yang diperingati di Negara lain.
Penetapan hari Ibu di Indonesia menjadi bukti tonggak perjuangan perempuan untuk terlibat dalam upaya kemerdekaan bangsa serta pergerakan perempuan Indonesia dalam menyatakan hak-haknya guna memperoleh perlindungan dan kesetaraan gender.
Perjalanan sejarah yang melatarbelakangi Peringatan Hari Ibu dimulai setelah kelahiran Budi Utomo pada tahun 1908. Banyaknya perkumpulan perempuan di berbagai tempat, diprakarsai Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22-25 Desember 1928.
Pembentukkan kongres tersebut diharapkan mampu menyatukan perkumpulan perempuan-perempuan Indonesia dalam satu Perhimpunan Perempuan Indonesia.
Pemerintah RI kemudian menetapkan peringatan Hari Ibu pada tanggal hari pertama Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 Desember dan diresmikan oleh Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden RI No.316 Tahun 1953.
Hari Ibu tanggal 22 Desember dijadikan hari nasional yang diperingati setiap tahun secara khidmat dan penuh makna oleh segenap bangsa Indonesia.
Di tahun 2022 ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia mengusung tema utama PHI ke-94 yaitu PEREMPUAN BERDAYA INDONESIA MAJU. Selain tema utama, ditetapkan sub-sub tema untuk mendukung tema utama dimaksud. Sub-sub tema tersebut adalah:
- Sub Tema 1: Kewirausahaan Perempuan: Mempercepat Kesetaraan, Mempercepat Pemulihan.
- Sub Tema 2: Perempuan dan Digital Economy
- Sub Tema 3: Perempuan dan Kepemimpinan
- Sub Tema 4: Perempuan Terlindungi, Perempuan Berdaya
Rangkaian Kegiatan PHI Ke-94 Tahun 2022
PHI Ke-94 tahun 2022 menjunjung makna perjuangan perempuan yang sudah dimulai sejak Kongres Perempuan Pertama pada tahun 1928.
Harapannya Peringatan Hari Ibu ini dapat menjadi simbol perjuangan bagi seluruh perempuan. Rangkaian PHI ke-94 tahun 2022 dilaksanakan masih dalam situasi pandemic Covid-19.Melansir informasi dari laman Kemenpppa, berikut beberapa kegiatan yang menjadi rangkaian kegiatan PHI ke-94 tahun 2022:
1. Seminar/Talkshow/Workshop/Kampanye
Seminar/Talkshow /Workshop/Kampanye dengan mengusung tema dan sub-tema PHI ke-94 Tahun 2022 sudah dilaksanakan sejak bulan September hingga Desember 2022.
2. Penghargaan
a. Penghargaan Daerah Ramah Perempuan dan Layak Anak (DRPLA)
Penghargaan ini diberikan kepada provinsi, kabupaten, dan kota terbaik yang sesuai dengan indikator yang ditetapkan.
b. Penghargaan Kepemimpinan Perempuan
Penghargaan diberikan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang memiliki Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama perempuan terbanyak, dan beberapa indikator lainnya.
3. Menjahit Bendera Merah Putih
Kegiatan Menjahit Bendera Merah Putih akan dilaksanakan sehari sebelum Acara Puncak PHI oleh Ibu Negara, Ibu Menteri PPPA, Gubernur perempuan (Gubernur Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Papua Tengah), dan Ibu Gubernur (Ketua TPPKK) dari 36 Provinsi.
4. Promo dan Publikasi
Kegiatan dilakukan melalui media elektronik, media cetak dan media sosial serta berkoordinasi dengan Kementerian atau lembaga terkait, Dinas PPPA, Dinas Kominfo di daerah, serta pelibatan masyarakat seperti komunitas milenial.
5. Ziarah ke Taman Makam Pahlawan
Ziarah akan dilaksanakan 2 kali, yaitu di Provinsi Bengkulu dan di TMP Kalibata. Kegiatan Ziarah ke TMP di Provinsi Bengkulu antara lain akan diikuti penyerahan bantuan sosial bagi keluarga pejuang.
6. Bazar Produk UMKM Indonesia & Pameran Rempah Indonesia
- Bazar Produk UMKM Perempuan dari kabupaten/kota se Provinsi Bengkulu
- Pameran Rempah: jamu dan herbal dari 38 provinsi. Kegiatan ini dilakukan untuk mempromosikan produk rempah Indonesia, seperti jamu dan herbal, yang melibatkan wirausaha perempuan.
Acara puncak akan dilaksanakan pada 22 Desember 2022 bekerja sama dengan Pemda Provinsi Bengkulu.
Tema yang diusung adalah “Mengembalikan pemaknaan PHI sebagai peringatan semangat perempuan yang luar biasa untuk ambil bagian (berperan) dalam menentang penjajah, khususnya dalam memperjuangkan nasib perempuan saat itu dengan mengangkat beberapa isu kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam pendidikan, kesehatan dan berpendapat di publik.”
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dipna Videlia Putsanra