tirto.id - Fenomena langka gerhana bulan total pada Rabu, 31 Januari 2018 sayang untuk dilewatkan. Fenomena alam yang jarang terjadi ini mesti diabadikan khususnya dari sisi fotografi.
Ada banyak cara untuk memotret Super Blue Blood Moon atau Supermoon. Menurut Bill Ingalls, fotografer NASA dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, berbagi sejumlah trik sebagaimana dikutip dari laman Space, Selasa (30/1/2018).
1. Memasukkan landmark ke dalam frame
Untuk mendapatkan foto terbaik, di dalam frame yang sama dengan bulan, memasukkan landmark kota atau bangunan tinggi adalah teknik sederhana yang bisa dilakukan. Ingalls menjelaskan, ini untuk memberikan kesan suatu tempat dan memotret bulan saat berada di angkasa membuat objek tampak bagus serta lebih besar di cakarawala.
Sebuah bangunan atau landmark bisa menjadi pembanding besarnya bulan dengan objek lain. Apabila tidak ada objek lainnya, maka foto yang diabadikan tidak akan tampak bagus. Dalam fotografi istilah ini disebut foreground.
2. Hindari polusi cahaya
Apabila memungkinkan, Ingalls menyarankan untuk menuju daerah yang jauh dari lampu-lampu kota untuk menghindari polusi cahaya, misalkan pedesaan atau lautan. Untuk membantu menemukan lokasi terbaik, dia menganjurkan menggunakan setiap alat yang memungkinkan, seperti Google Maps atau kompas.
3. Peka terhadap sekitar
Pada tahun 2009, Ingalls pergi ke Shenandoah National Park untuk memotret komet Lulin. Mulanya, dia risau karena tidak membawa peralatan lengkap seperti fotografer lainnya.
Tidak kehabisan akal, dia memanfaatkan headlamp yang dipakainya untuk menerangi hutan saat pemotretan bulan dengan menggunakan lensa panjang antara pohon-pohon. Alhasil, foto hasil jepretannya dinobatkan National Geographic sebagai salah satu foto terbaik tahun itu.
Ingalls menjelaskan, meski tidak memiliki cukup peralatan dan tidak memiliki akses ke atap atau bangunan tinggi, fotografer harus peka terhadap lingkungan sekitar dan tidak kehabisan ide serta kreativitas.
4. Buat foto lebih "hidup"
Fenomena langka supermoon adalah momen sempurna untuk memperkenalkan anaka-anak pada dunia astronomi. Untuk itu, ajaklah mereka beserta sahabat, keluarga, atau teman untuk disertakan pula ke dalam foto.
Trik ini menurut Ingalls untuk memunculkan gambar yang hidup dengan menghadirkan seseorang di dalamnya. Dia memberi contoh, banyak foto-foto bagus yang tercipta dari ide unik, misalkan foto orang yang seakan memegang bulan di tangan mereka.
5. Teknik DSLR
Saat memotret supermoon yang perlu diingat adalah white balance daylight. Ingalls berujar jika ini adalah teknik pengaturan terbaik untuk menangkap cahaya bulan sebab bulan memantulkan sinar matahari.
Bila memotret menggunakan lensa panjang, ingatlah bahwa bulan adalah objek yang bergerak. Cobalah mendapatkan ekposur yang tepat dan menyadari bahwa kecepatannya biasanya perlu jauh lebih cepat.
6. Menggunakan smartphone
Jika tidak memiliki kamera DSLR layaknya fotografer profesional, Ingalls menyarankan untuk menggunakan kamera smartphone. Untuk lokasi, carilah tempat dengan latar belakang menyala di daerah perkotaan.
Saat memotret, ketuk layar dan tahan jari pada objek (bulan) untuk mengunci fokus. Setelah itu, geser jari ke atas atau bawah untuk meringankan atau menggelapkan eksposur.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan fase puncak gerhana bulan total Super Blue Blood Moon terjadi ada pukul 20:29:8 WIB, 21:29:8 WITA dan 22:29:8 WIT, di hari Rabu (31/1/2018).
Sementara menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), proses gerhana bulan 2018 akan berlangsung sekitar empat jam. Prosesnya diawali dengan gerhana sebagian, diikuti dengan gerhana total, gerhana parsial lagi, dan bulan sepenuhnya terlepas dari bayangan bumi.