Menuju konten utama

Cara Melihat Supermoon di Indonesia Malam Ini 29 September 2023

Cara melihat fenomena bulan supermoon di Indonesia malam ini, 29 September 2023.

Cara Melihat Supermoon di Indonesia Malam Ini 29 September 2023
Fenomena 'Supermoon' terlihat di Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (7/5/2020). ANTARA FOTO/Siswowidodo/pras.

tirto.id - Fenomena antariksa supermoon alias harvest moon terakhir di 2023 bisa disaksikan pada hari ini, Jumat, 29 September 2023.

Berdasarkan informasi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), supermoon dapat diamati di tiga wilayah waktu Indonesia yaitu pada pukul 16.57 WIB, 17.57 WITA, dan 18.57 WIT.

Supermoon kali ini adalah fenomena keempat yang terjadi di sepanjang tahun 2023. Sebelumnya, tiga supermoon sudah muncul sejak pertengahan tahun yaitu buck moon pada 3 Juli, sturgeon moon pada 1 Agustus, dan blue moon pada 30 Agustus 2023.

Bagaimana Cara Melihat Supermoon?

Seperti bulan pada umumnya, fenomena supermoon bisa dilihat dengan mata telanjang secara jelas. Pastikan Anda tahu kapan dan di mana supermoon akan muncul. Supermoon dapat terlihat di langit tergantung pada waktu dan tempat Anda berada.

Cobalah untuk pergi ke tempat yang jauh dari cahaya kota dan sumber cahaya lainnya. Ini akan membantu Anda melihat bulan dengan lebih jelas.

Namun, bagi Anda yang ingin melihat keindahan supermoon dengan lebih dekat, bisa gunakan alat bantu. Anda bisa menggunakan teropong atau teleskop yang dapat diperbesar tujuh hingga 15 kali.

Jika Anda menggunakan teleskop, perlu diingat bahwa bulan akan bergerak dengan cepat di langit. Pastikan Anda dapat mengikuti pergerakan bulan dengan menggerakkan teleskop Anda sesuai arahnya.

Bagi Anda yang ingin mengabadikan supermoon dengan menggunakan kamera, pastikan kamera yang Anda gunakan dapat memotret benda dari kejauhan. Untuk itu, kamera dengan spesifikasi yang mumpuni diperlukan.

Apa Itu Fenomena Supermoon?

Supermoon terjadi ketika bulan purnama bertepatan dengan jarak terdekat Bulan dengan Bumi dalam orbit elipsnya, titik yang dikenal sebagai perigee.

Mengutip NASA, dalam orbitnya yang berlangsung selama 27 hari mengelilingi Bumi, Bulan mencapai titik terdekatnya, yaitu perigee, sekitar 226.000 mil (363.300 km) dari Bumi, dan titik terjauhnya, yaitu apogee, sekitar 251.000 mil (405.500 km) dari Bumi.

Karena orbit Bulan bergoyang-goyang dan berbeda tergantung pada posisi Matahari dan Bumi dalam orbitnya, jarak yang tepat dari titik terdekat dan terjauh ini bervariasi, dan beberapa supermoon lebih dekat atau lebih jauh dari yang lain.

Supermoon bukanlah istilah astronomi resmi, tapi biasanya digunakan untuk menggambarkan Bulan purnama yang berada pada jarak setidaknya 90 persen dari perigee.

Supermoon hanya terjadi tiga sampai empat kali dalam setahun, dan selalu muncul secara berurutan. Di sepanjang sebagian besar orbit Bumi mengelilingi matahari, perigee dan purnama tidak tumpang tindih.

Pada titik terdekatnya, bulan purnama bisa tampak hingga 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang daripada bulan paling redup sepanjang tahun, yang terjadi ketika berada pada titik terjauh dari Bumi dalam orbitnya.

Meskipun 14 persen tidak membuat perbedaan besar dalam ukuran yang bisa dideteksi, supermoon purnama sedikit lebih terang daripada bulan-bulan lainnya sepanjang tahun.

Mungkin sulit untuk mendeteksi supermoon secara visual, tapi supermoon memiliki efek di Bumi. Karena Bulan berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi, supermoon bisa menyebabkan pasang surut air laut yang lebih tinggi dari biasanya.

Baca juga artikel terkait URGENT atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto