Menuju konten utama

Cara Membuat Hujan Buatan Jakarta dengan Modifikasi Cuaca

Bagaimana cara membuat hujan buatan di Jakarta dengan modifikasi cuaca?

Cara Membuat Hujan Buatan Jakarta dengan Modifikasi Cuaca
Seorang warga menggunakan payung saat turun di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/tom.

tirto.id - Jakarta diguyur hujan lebat pada Minggu (27/8/2023) malam hari. Hujan ini dampak dari operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dilakukan lembaga pemerintah beberapa waktu sebelumnya.

Adanya guyuran air ini berhasil menurunkan tingkat polusi udara di Jakarta meski masih dalam status tidak sehat menurut situs pemantau kualitas udara IQAir di skor PM2,5 pada hari yang sama.

Operasi modifikasi cuaca telah dijalankan pada 24-25 Agustus 2023. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geologi (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengatakan, operasi tersebut memanfaatkan Gelombang Rossby yang aktif di Jawa Barat sekira 26-27 Agustus 2023 dan memiliki potensi dinamika atmosfer.

Adanya modifikasi cuaca lantas menimbulkan hujan ringan sampai lebat pada Minggu malam di wilayah Jakarta, Depok, hingga Bekasi.

Gelombang Rossby merupakan gelombang dengan massa udara hangat yang berasal dari wilayah ekuator ke wilayah kutub. Adanya gelombang ini telah meningkatkan penguapan pada sebagian wilayah yang dilewati. Efeknya yaitu terdapat peningkatan curah hujan.

Cara Membuat Hujan Buatan di Jakarta

Cara membuat hujan buatan di Jakarta dilakukan dengan teknologi modifikasi cuaca. Teknologi tersebut berguna dalam memanipulasi kondisi atmosfer. Keadaan atmosfer tertentu dapat distimulasi agar berubah atau mempercepat proses pembentukan hujan.

Pelaku yang mengupayakan hujan buatan di Indonesia adalah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Selain di Jakarta beberapa waktu lalu, BMKG juga melakukan operasi hujan buatan di berbagai wilayah Indonesia agar dapat mengatasi kekeringan hingga polusi udara.

Operasi hujan buatan di Jakarta oleh BMKG pada 24-25 Agustus 2023 lalu, dilakukan dengan langkah berikut:

1. BMKG terlebih dahulu melakukan pengamatan awan yang memiliki potensi sebagai sumber hujan melalui radar cuaca dan satelit. Jenis awan yang dikehendaki adalah awan konvektif. Awan tersebut mengandung banyak uap air dan volume besar di ketinggian tertentu.

2. Setelah awan berpotensi hujan ditemukan, BMKG menyemai garam ke dalam awan dengan bantuan pesawat terbang. Jenis garam tersebut adalah natrium klorida seperti yang dipakai sebagai garam dapur dengan dicampur urea dan asam sitrat. Kegunaan garam sebagai inti kondensasi yaitu partikel penarik uap air sehingga menimbulkan tetesan air.

3. Usai penyemaian garam dan bahan lain di awan, BMKG melakukan evaluasi memakai data curah hujan dari stasiun hujan otomatis (AWS) dan stasiun pengamatan cuaca (SPC).

Kaitannya dengan operasi hujan buatan di Jakarta yang dimaksudkan untuk mengatasi polusi udara, BKG juga turu melakukan kajian tersendiri. BMKG menganalisis dampak hujan buatan pada kualitas udara di ibu kota memakai data indeks standar pencemar udara (ISPU) dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD).

Baca juga artikel terkait HUJAN BUATAN atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dipna Videlia Putsanra