Menuju konten utama

Cara Dorong Pertumbuhan Ekonomi Keumatan Menurut Ma'ruf Amin

"Pembangunan ekonomi umat itu saling menyatukan, bukan saling membenturkan atau saling melemahkan"

Cara Dorong Pertumbuhan Ekonomi Keumatan Menurut Ma'ruf Amin
Ma'ruf Amin. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Calon Wakil Presiden RI nomor urut 01, Ma'ruf Amin, bicara soal ekonomi keumatan dalam sambutannya di acara Konser Amal Nasyid dan Selawat di Istora Senayan, Sabtu (20/10/2018).

Acara yang diselingi dengan deklarasi satu juta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) halal itu jadi panggung untuk Ma'ruf menjelaskan cara-cara mendorong pertumbuhan ekonomi umat.

Menurutnya, ekonomi keumatan merupakan arus baru dari ekonomi kerakyatan. Karena itu, ia harus bersifat menyatukan dan bukan memecah belah.

"Pembangunan ekonomi umat itu saling menyatukan, bukan saling membenturkan atau saling melemahkan," ujar mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia tersebut.

Ia juga mengimbau agar para pelaku usaha baik skala kecil, menengah hingga besar saling bersinergi satu sama lain, bukan terus menerus saling hantam dalam persaingan usaha.

"Ekonomi umat harus saling bersinergi antara pengusaha bermodal besar dan pengusaha bermodal kecil. Sinergi yang saling menguntungkan, akan mempercepat pertumbuhan ekonomi umat serta peningkatan kesejahteraan rakyat," imbuhnya.

Ekonomi keumatan yang mengandalkan sinergitas dan kemitraan juga disebut mampu memperkecil kesenjangan ekonomi dan mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"sebagai arus baru indonesia, ekonomi keumatan bukan melakukan perubahan besar dan mendasar, bukan membangun fondasi ekonomi yang baru. Tapi memberikan nilai tambah dan membuat proporsional sinergi di antara pengusaha sehingga memberikan manfaat lebih besar," tuturnya.

Usai memberikan sambutan, Ma'ruf melelang sorban warna abu-abu yang ia kenakan untuk membantu korban bencana di Lombok, Nusa Tenggara Barat serta Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Lalang sorban berwarna abu-abu itu dibuka dengan harga Rp30 juta. Tak sampai satu jam, harganya naik lebih empat kali lipat. Pembeli dengan harga tertinggi, Rp125 juta, adalah seorang bernama Nasyith Majid.

"Sorban ini bertuah, tadi saya sudah bacakan doa khusus mudah- mudahan bawa berkah,” ucap Ma’ruf.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora