tirto.id - Budidaya ikan mas (Cyprinus carpio) telah banyak dipilih oleh para peternak dengan alasan memiliki nilai ekonomis tinggi dan mudah dalam perawatan serta cocok untuk kondisi cuaca di wilayah tropis seperti Indonesia.
Benih ikan mas pun mudah diperoleh dalam skala besar, dengan harga yang murah dan juga kualitas tinggi sehingga lebih menguntungkan bagi peternak yang ingin melakukan pembesaran untuk tujuan konsumsi maupun tujuan untuk ikan hias.
Ikan mas adalah jenis ikan yang berasal dari wilayah Eropa dan Tiongkok, kemudian dibawa ke Indonesia oleh para pendatang dan berkembang biak dengan pesat di berbagai wilayah tanah air.
Budidaya jenis ikan mas paling baik dilakukan di daerah yang memiliki ketinggian 150-1000 mdpl dengan suhu rata-rata 20-25 derajat Celcius serta pH air 7-8.
Umumnya peternak memilih satu dari dua jenis usaha terkait budidaya ikan mas yakni peternak yang khusus melakukan pembenihan saja, serta peternak yang khusus melakukan pembesaran saja.
Untuk usaha pembenihan ikan mas akan membidik konsumen yaitu para pengusaha pembesaran ikan serta pedagang ikan hias, sementara usaha pembesaran ikan mas akan membidik pangsa pasar konsumen konsumsi.
Tahapan Budidaya Ikan Mas
1. Pembenihan
Pemilihan benih adalah kunci mendapatkan hasil panen yang melimpah dan sesuai harapan.
Pilihlah calon indukan yang memiliki sifat-sifat unggul agar menghasilkan benih berkualitas tinggi.
Pisahkan calon indukan ikan mas betina dari yang jantan dalam kolam pembibitan berbeda, hingga kedua calon indukan siap memijah, cybex.pertanian.go.id melansir.
Kemudian jika sudah siap memijah, proses pemijahan dilakukan di kolam khusus yang dilengkapi dengan kakaban, atau sejenis ijuk yang akan menjadi tempat menempelnya hasil telur ikan.
Dikutip lamanKKP, induk ikan mas yang berkualitas baik dan jumlah telur banyak memiliki syarat atau kriteria seperti berikut:
- Bentuk tubuh tidak kerdil, tinggi proporsional
- Berwarna hitam keabu-abuan dan memiliki pola sisik normal dengan pola beraturan
- Tidak ada ikan yang cacat, serta memiliki sirip dubur dan sirip dada normal
- Tinggi dan pangkal ekor seimbang
Ukuran benih yang ideal untuk budidaya ikan mas adalah 10-12 cm atau 80-100 gram per ekor agar cukup kuat hidup di kolam pembesaran dan risiko mati lebih kecil.
Proses pembesaran berlangsung selama 2-3 bulan.
Teknik pembesaran yang dapat dipilih antara lain adalah metode air deras, air tenang atau tumpang sari.
Sedangkan untuk media yang umum digunakan adalah kolam tanah, kolam tembok, kolam terpal, sawah, keramba dan jaring apung.
Tipe Kolam untuk Ikan Mas
Kolam tanah (air tenang)
Ada dua tipe kolam tanah yang bisa digunakan untuk budidaya ikan mas yakni kolam tanah dengan tanggul tanah dan kolam tanah dengan tanggul tembok atau batu.
Kolam ini punya kelebihan yaitu dapat menyediakan pakan alami untuk ikan yakni cacing atau tumbuhan air di dasar kolam.
- Detail membuat kolam tanah:
Waktu persiapan untuk kolam tanah sekitar 1-2 pekan.
Kapasitas kolam adalah 1-2 ekor/m2. Beri pakan pelet yang kadar proteinnya 25 persen, dosis 3-4 persen dari bobot ikan sebanyak 3x sehari. Misalnya 1.000 ekor ikan berarti butuh pakan 3-4 kg per hari.
Ikan bisa dipanen ketika bobotnya telah naik jadi 300-400 gram per ekor dalam waktu 3 bulan untuk dapat mengembalikan modal dan mendapatkan keuntungan dari nilai jualnya.
Kolam air deras
Jenis kolam air deras memiliki sirkulasi air yang cepat mengalir, sehingga kadar oksigen terlarutnya tinggi.
Hal ini membuat ikan terus bergerak dan nafsu makannya lebih besar. Selain itu kapasitas ikan di dalam kolam ini bisa lebih padat.
Dinding kolam air deras umumnya dibuat dari tembok untuk mencegah terkikis air deras, dengan ukuran lebih kecil namun dalam.
Areal kolam juga dipetak-petak menjadi ukuran lebih kecil agar aliran air bisa tetap deras.
- Detail kolam air deras:
Pakan berupa pelet 25-30 persen protein yang tidak mudah hancur di dalam air yang deras, 3 x sehari. Dosisnya adalah 4 persen dari bobot tubuh ikan.
Panen bisa dilakukan setelah 2-3 bulan dengan hasil bobot ikan naik 3-4 kali dari awal.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno