tirto.id - Udang vaname (Litopenaeus vannamei) adalah salah satu jenis udang yang berasal dari perairan Pasifik. Udang vaneme pada mulanya banyak ditemukan di pantai barat Meksiko hingga Peru, tapi kemudian dibudidayakan secara luas di Asia sejak tahun 1990-an.
Sebagai salah satu komoditas ekspor potensial, udang vaname sudah dibudidayakan para peternak dari berbagai daerah di Indonesia. Lokasi budidaya udang ini juga akan terus diperluas.
Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada tahun 2020, produktivitas budidaya udang vaname di Indonesia berkisar antara 10 – 50 ton/hektar/siklus. Namun, volume produksi itu juga tergantung model budidaya yang dikembangkan, apakah memakai sistem semi-intensif atau super intensif.
Dibandingkan dengan jenis udang lainnya, udang vaname punya beberapa keunggulan. Kelebihan udang vaname di antaranya seperti adaptasi tinggi terhadap lingkungan suhu rendah, perubahan salinitas (khususnya salinitas tinggi), pertumbuhan yang relatif cepat, dan kelangsungan hidupnya tinggi.
Selain itu, masih banyak keunggulan lainnya yang membuat udang vaname menjadi pilihan favorit untuk dibudidayakan. Di buku Budidaya Udang Vaname di Tambak Milenial (2021), tercatat bahwa sejumlah keunggulan udang vaname lainnya adalah:
- Laju pertumbuhan udang bisa mencapai 1-1,5 gram/ minggu.
- Bisa dibudidayakan dengan kepadatan penebaran tinggi (80-500 ekor/m²).
- Kebutuhan pakan protein lebih rendah 20-30 persen dibanding jenis udang lainnya.
- Memiliki FCR (Feed Conversion Ratio) yang lebih rendah.
- Ukuran udang saat panen seragam.
- Jumlah udang yang under size saat panen cenderung sedikit.
Cara Budidaya Udang Vaname di Tambak dan Tahapannya
Budidaya udang vaname sebaiknya dibarengi dengan penerapan biosecurity yang bertujuan untuk mencegah kontaminasi penyakit. Mengutip buku Teknik Budidaya Udang Vaname (2017), terbitan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, dan sejumlah sumbe lain, berikut ini ringkasan cara budidaya udang vaname di tambak.
1.Persiapan lokasi
Pastikan memilih lokasi yang bebas banjir dan strategis untuk membuat tambak. Strategis artinya tambak berdekatan dengan sumber air yang memiliki kualitas serta kuantitas air yang memadai.
2. Desain tambak
Dengan menerapkan biosecurity, tambak budidaya udang vaname harus terdiri dari beberapa petak yang memiliki fungsinya masing-masing. Konstruksi tambak harus memiliki:
a. Petak tandon/biofilter
Petak ini berfungsi sebagai penampungan air sehat yang nantinya digunakan untuk petak pembesaran udang.
b. Petak sterilisasi
Petak ini berfungsi sebagai tempat sterilisasi, yaitu menghilangkan patogen/ penyakit sebelum dipakai untuk menambah maupun mengganti air di petak pembesaran.
c. Petak pembesaran udang
Petak ini berfungsi sebagai tempat pembesaran udang. Petak ini harus dilengkapi saluran pasok air (inlet) dan pembuangan (outlet).
Petak ini harus kedap air, dikelilingi oleh petak biofilter dengan pematang yang kedap. Kedalaman air pada petak pembesaran minimal 80 cm.
d. Saluran pembuangan air
Air harus diolah dengan biofilter sebelum dibuang ke saluran umum. Hal ini untuk mencegah pencemaran lingkungan oleh bahan organik.
3. Penyiapan Tambak
Selanjutnya yang perlu dilakukan dalam hal persiapan tambak adalah sebagai berikut:
a. Mengatur pematang utama
Pematang utama adalah pematang yang berfungsi sebagai batas terluar tambak. Pematang utama membatasi kawasan tambak yang satu dengan tambak lainnya.
Pengaturan dilakukan dengan cara pengeringan, pengendapan, dan peninggian. Ketinggian pematang utama sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lahan, yang penting dapat mencegah tambak tidak terkena banjir atau luapan air pasang.
b. Mengatur pematang antara petak
Petak di dalam tambak juga jarus dibatasi dengan pematang yang memadai. Ketinggian pematang disesuaikan agar petak dapat menampung air setinggi 80 cm.
c. Pemasangan pagar biosecurity
Pagar biosecurity dipasang di sekeliling pematang utama. Tujuannya adalah mencegah masuknya hewan ke dalam tambak sehingga tidak menimbulkan hama penyakit yang mengganggu budidaya udang.
Pagar biosecurity dapat berupa plastik atau waring kasa. Pagar ini dipasang secara tegak dengan ketinggian sekitar 30 cm.
d. Pengeringan tambak
Sebelum digunakan, seluruh petak tambak harus dikeringkan terlebih dahulu untuk memperbaiki kualitas tanah. Jika tanah sudah kering, tambak udang vaname siap untuk digunakan.
Apabila permukaan dasar tambak masih basah, perlu dilakukan pengapuran sebanyak 200 gr/m². Pastikan juga tanah memiliki pH sesuai. Lakukan pengapuran 1-2 ton/ha bila nilai pH tanah kurang dari 6.
e. Pelapisan tambak dengan plastik mulsa
Pelapisan dilakukan ketika tanah sudah benar-benar siap untuk digunakan. Plastik harus dipasang dalam kondisi kering dan menutupi seluruh permukaan tanah dasar tambak.
Pelapisan dengan plastik mulsa berfungsi untuk mengurangi penyerapan oksigen oleh dasar tambak. Selain itu juga berguna untuk mengurangi kekeruhan air dan pertumbuhan alga.
4. Penyiapan air
Persiapan air di setiap petak tambak berbeda-beda dan dilakukan sesuai fungsinya. Penyiapan air di petak-petak tambak udang vaname dilakukan dengan metode sebagai berikut:
a. Air petak biofilter
Petak biofilter diisi saat air pasang, bisa dengan pompa atau memanfaatkan gravitasi pasang surut. Setelah itu lakukan pemberantasan hama dan pengendalian makroalga.
b. Air petak sterilisasi
Petak sterilisasi diisi dengan air dari petak tandon/ biofilter. Sterilisasi memakai kaporit berdosis 30 ppm dengan kandungan bahan aktif 60-65 persen.
Air pada petak ini bisanya akan netral setelah sekitar 2 hari. Jika sudah netral, air siap digunakan untuk menambah/ mengganti air di petak pembesaran.
c. Air petak pembesaran udang
Air di petak pembesaran harus disterilisasi dengan kaporit dosis 30 ppm yang mengandung bahan aktif klorin 60-65 persen. Bisa juga dengan TCCA dengan dosis 15 ppm yang mengandung klorin 90 persen.
Air dalam petak pembesaran minimal setinggi 80 cm. Setelah diberi kaporit, biarkan selama 1-2 hari untuk menetralisir bahan aktifnya. Setelah itu baru dilakukan penumbuhan plankton yang nantinya berguna untuk perkembangan udang.
5. Pemilihan benih
Benih udang vaname yang akan dibudidayakan harus memenuhi syarat berikut:
- Sudah tersertifikasi atau memiliki surat keterangan sehat.
- Benih tidak terkontaminasi virus WSS V, TSV, IMN V, dan IHHN V (dibuktikan uji lab).
- Benih memiliki ukuran seragam dengan panjang minimal 0,8 cm.
- Lakukan adaptasi benih sesuai dengan salinitas air di dalam tambak.
- Pengangkutan benih menggunakan transportasi yang baik dan memadai.
6. Penebaran benih
Benih tidak boleh langsung disebar di tambak. Lakukan adaptasi suhu terlebih dahulu. Caranya dengan mengapungkan kantong benih ke dalam air atau menambah air ke dalam kantong benur sedikit demi sedikit.
Sebelum ditebar, tambak diberi pakan artemia dahulu. Setelah itu penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari ketika cuaca tidak terlalu terik. Kepadatan penebaran rata-rata 70 ekor/ m².
7. Pengelolaan air
Pengelolaan air dalam budidaya udang vaname di tambak meliputi:
a. Menjaga keseimbangan jumlah plankton dan bakteri probiotik dalam air.
Pemeliharaan plankton bisa dengan pemupukan nitrogen setiap 4-7 hari sekali hingga air berwarna hijau kecokelatan. Untuk penambahan probiotik, pastikan menggunakan probiotik yang sudah terdaftar.
Penumbuhan awal bakteri probiotik biasanya dilakukan 7 hari setelah sterilisasi air. Selanjutnya dilakukan rutin sebanyak 1-2 kali seminggu sesuai petunjuk pada label kemasan probiotik.
b. Menjaga kualitas air
Kualitas air yang dimaksud meliputi suhu, pH, tingkat oksigen, kecerahan air, jumlah plankton dan bakteri, serta kondisi lumpur di bagian dasar tambak. Semuanya harus dilakukan pengamatan secara rutin agar budidaya udang tidak mengalami kendala.
8. Pengelolaan pakan
Udang vaname diberi pakan buatan atau pellet. Setelah itu lakukan kontrol pertumbuhan setiap 7-10 hari dengan mengambil sampel udang pada pagi atau sore hari.
9. Panen udang vaname
Panen bisa dilakukan ketika udang sudah mencapai ukuran yang sesuai dengan permintaan pasar. Siapkan peralatan panen seperti jaring dan wadah khusus untuk menampung udang vaname.
Sebelum panen, perlu ada perlakuan khusus untuk menghindari udang yang ganti kulit (moulting). Caranya adalah dengan meningkatkan pH air hingga 9, air diganti dua hari sebelum panen, dan pembuangan air dilakukan dengan cepat saat pagi hari. Pada saat panen, udang dijaring secara hati-hati dan dipindahkan ke wadah penampungan yang berisi air bersih dan dingin.
Informasi lengkap tentang teknik budidaya udang vaname bisa dicek melalui link PDF ini.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Addi M Idhom