tirto.id - Satgas Penanganan Covid-19 menyampaikan, pihaknya menggunakan menggunakan analisis 7-day moving average periode tanggal 1-7 November 2021 demi memantau perkembangan pandemi. Pantauan itu, kata Juru Bicara Satgas, Wiku Adisasmito, bersumber dari data Kementerian Kesehatan melalui sistem Bersatu Lawan COVID-19.
Menurut Wiku, analisis itu dapat dipakai memantau perkembangan kasus dan melihat polanya ke depan. Ia pun mengatakan, bupati dan walikota bisa memakai analisis itu dengan cara membandingkan rata-rata kasus harian selama 7 hari dengan rata-rata kasus harian selama 7 hari sebelumnya.
"Apabila kabupaten/kota menunjukkan peningkatan maka hal ini perlu diantisipasi terlebih kita akan segera memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru)," kata Wiku seperti dikutip laman resmi Satgas Covid-19.
Berdasarkan hasil analisis minggu ini, kata Wiku, ada beberapa kabupaten/kota mengalami tren kenaikan yang semuanya berasal dari Pulau Jawa. Berikut rinciannya:
1. Provinsi Banten terdapat 2 dari 8 kabupaten/kota atau 25 persen yaitu Lebak dan Kota Tangerang.
2. DKI Jakarta terdapat 3 dari 6 kabupaten/kota atau 50 persen yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Barat.
3. Provinsi Jawa Barat terdapat 7 dari 27 kabupaten kota atau 26 persen yaitu Sukabumi, Cirebon, Sumedang, Bekasi, Kota Bogor, Kota Bekasi dan Kota Depok.
4. Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 2 dari 5 kabupaten kota atau 40 persen yaitu Kulonprogo dan Bantul.
5. Jawa Tengah terdapat 10 dari 35 kabupaten/kota atau 28,6 persen yaitu Banjarnegara, Boyolali, Grobogan, Temanggung, Tegal, Wonosobo, Karanganyar, Blora, Kendal dan Kota Surakarta.
6. Jawa Timur terdapat 8 dari 38 kabupaten/kota atau 21,05 persen yaitu Pacitan, Banyuwangi, Madiun Bojonegoro, Trenggalek, Mojokerto Ngawi dan Pamekasan.
Wiku menjelaskan, dari data di atas, maka bisa disimpulkan, penyumbang terbesar kabupaten/kota yang meningkat berasal dari Jawa Tengah yaitu memiliki 10 kabupaten/kota yang mengalami tren kenaikan kasus.
Ia pun meminta seluruh bupati dan walikota dari kabupaten/kota ini untuk terus membaca menganalisis data.
"Apabila para bupati/walikota dapat memantau dan menganalisis data di wilayahnya masing-masing, maka sedikit saja ada tren peningkatan dapat terdeteksi dan terantisipasi dengan lebih cepat," pungkas Wiku.
Editor: Iswara N Raditya