tirto.id - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan melakukan Kongres ke V untuk menentukan Ketua Umum (Ketum) baru pada periode 2019-2024.
Isu regenerasi kepemimpinan PDIP pun mencuat, beberapa calon di antaranya dua anak Megawati Soekarnoputri yaitu Puan Maharani dan Prananda Prabowo, kemudian ada pula calon potensial lainnya yaitu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, peneliti politik senior Centre for Strategic an International Studies (CSIS) J. Kristiadi menilai langkah Jokowi untuk menggantikan Megawati di kursi Ketum PDIP agak sulit.
Pasalnya, partai berlambang moncong putih tersebut sudah kental akan sosok Presiden pertama Republik Indonesia Sukarno. Sehingga, kepemimpinan PDI Perjuangan sulit lepas dari trah Soekarno.
"Berbeda, PDI Perjuangan adalah parpol yang punya suatu mitologi yang namanya Bung Karno. Nah mitologi itu juga bisa dibawa dalam proses kepemimpinan," kata dia di Kantor Para Syndicate, Kabayoran Baru Jakarta Selatan, Jumat, (2/8/2019).
Meski partai tersebut identik dengan trah Soekarno, Jokowi masih punya kesempatan untuk menang dalam pemilihan Ketum PDI Perjuangan. Sebab, kata dia, Jokowi bisa mewadahi para politikus PDI Perjuangan dan pemimpin di tubuh partai tak harus dilanjutkan oleh keturunan Bung Karno.
"Sebenarnnya orang-orang yang Soekarnois, bukan soal urusan keturunan biologis, tapi juga bisa produk ideologis Bung Karno," ujar dia.
Di sisi lain, ia pun menilai Puan Maharani dan Prananda akan sulit menggantikan posisi Megawati karena Ketum PDIP itu terlalu karismatik.Menurut dia, hal tersebut membuat PDIP belum melakukan regenerasi kepemimpinan.
"Ibu Megawati itu karismatik luar biasa, sebab sudah berpengalaman lama, dan begitu banyak jabatan yang disandang," terang dia di Kantor Para Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat, (2/8/2019).
Ia memprediksi, dalam Kongres ke V PDIP di Bali pada 8-11 Agustus 2019, hampir dipastikan kongres tersebut hanya akan melanggengkan kepemimpinan Megawati di PDI Perjuangan selama lima tahun ke depan.
Regenerasi dalam tubuh PDI Perjuangan, kata Kristiadi, hanya perihal waktu. Biasanya regenerasi dalam partai politik terjadi secara alami.
Menurutnya, regenerasi kepemimpinan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Apalagi, dalam partai yang punya sejarah ideologi maupun ketokohan cukup kuat seperti PDI Perjuangan.
"Yang namanya regenerasi itu udah menjadi sebuah keharusan, kalau nanti Ibu Mega ingin kaderisasi atau regenerasi, bisa secara parsial dulu," terang dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Alexander Haryanto