tirto.id - Jeruk bali (Citrus grandis) merupakan jenis jeruk yang berukuran paling besar. Jeruk bali memiliki rasa manis asam dan sedikit getir di lidah usai dimakan.
Rasa getir itulah yang menjadi ciri khas dari rasa jeruk bali. Bulir-bulir jeruk bali ukurannya besar, dan di dalamnya tersimpan kandungan air.
Jeruk bali juga memiliki ketebalan kulit mencapai 1 sampai 2 cm. Dikutip dari laman Dispertan.BantenProv, lantaran tebalnya kulit jeruk bali, maka tidak jarang kulit jeruk ini juga digunakan untuk mainan anak-anak, seperti: mobil-mobilan, perahu, dan sebagainya.
Adapun beberapa jenis jeruk bali adalah: jeruk bali nambangan, jeruk bali sri nyonya, dan madu atau bageng. Jeruk bali cocok dengan iklim daerah tropis dengan cahaya matahari yang cukup.
Sejumlah daerah banyak membudidayakan jeruk bali, seperti: Kabupaten Magetan, Madiun, dan Pati. Di samping itu, jeruk bali madu banyak dibudidayakan di daerah Pati dengan nama Bageng. Oleh karenanya jeruk bali madu sering pula disebut dengan jeruk bali Bageng.
Cara Budidaya Jeruk Bali dan Pemeliharaannya
Perlu langkah khusus agar tanaman jeruk bali tetap segar, sehat, dan menghasilkan buah yang baik.
Penyiraman
Dalam perawatannya, disarankan agar jeruk bali sering disiram setidaknya sehari sekali. Kendati demikian, saat tanaman jeruk bali sudah tumbuh dengan baik dan subur, tidak diperlukan lagi disiram terlalu sering.
Tanaman jeruk bali sejatinya cukup tahan terhadap kekeringan. Penyiraman bisa dilakukan seminggu sekali, untuk mengurangi dehidrasi.
Pemupukan
Untuk mendapatkan manfaat pemupukan terbaik, sebaiknya gunakan pupuk kandang. Pasalnya penggunaan pupuk kimiawi justru bisa mengakibatkan tanah tidak subur dan ketergantungan.
Namun demikian bisa digunakan pula pupuk urea, agar daun semakin lebat dan hijau. Sementara untuk pertumbuhan batang, akar, dan buah, dapat menggunakan pupuk majemuk, seperti NPK.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman jeruk bali kerap diserang hama ulat dan penggerek batang. Biasanya ketika jeruk bali sudah diserang ulat maka akan banyak daun yang bolong. Untuk membasminya bisa digunakan insektisida.
Sedangkan serangan hama penggerek batang ditandai dengan lubang atau keluarnya getah pada batang jeruk bali. Untuk membasminya bisa menggunakan pestisida yang dapat bekerja secara sistemik, yaitu mengalir bersama aliran getah atau suplai unsur hara dari akar.
Manfaat Jeruk Bali
1. Menjaga tekanan darah
Jeruk bali merupakan sumber kalium. Jadi, satu jeruk bali bisa menyumbang sekitar 37 persen dari kebutuhan harian manusia. Kegunaan kalium adalah melepaskan ketegangan pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah, dan oksigen sistem organ.
2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Mengkonsumsi satu jeruk bali bisa menyumbang sebanyak 600 persen dari kebutuhan vitamin C. Kandungan asam askorbat di buah ini bisa digunakan sebagai penguat sistem kekebalan tubuh.
Vitamin C juga bisa membantu melawan infeksi yang menyebabkan pilek, batuk, demam, dan infeksi bakteri.
3. Menjaga kesehatan tulang
Jeruk bali memiliki kandungan kalium yang bisa digunakan untuk membantu memfasilitasi penyerapan mineral dan penting untuk menjaga tulang tetap kuat. Maka itu, jeruk Bali dapat membantu mencegah osteoporosis atau patah tulang, demikian seperti yang dikutip dari laman Pemerintah Kota Medan.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Oryza Aditama