tirto.id -
"Sebagai upaya pencegahan dini terhadap laham gambut, BRG memperkenalkan SIPALAGA atau Sistem Pemantauan Air Lahan Gambut," ujar Kepala BRG, Nazir Foead di Auditorium Manggala Wanabakti, Jakarta Selatan, Selasa (29/1/2019) pagi.
Nazir mengatakan, sistem tersebut memungkinkan BRG dapat memantau tinggi permukaan air di ekosistem gambut secara langsung.
"Jadi kami ingin menjaga lahan gambut agar tetap basah dan cara terbaik adalah membangun sensor ketika air dibawah 0,4 meter," ucap Nazir.
Agar lahan gambut tetap basah kata Nazir, BRG akan memantau secara real time setiap 60 menit sekali. Kemudian setelah itu, data tersebut dikirim ke server BRG dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk dilakukan pengecekan.
"Kalo airnya track-nya menurun terus, dan ramalan cuaca dari BMKG [Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika] tidak akan hujan selama 20 sampai 30 hari kedepan, berarti itu rawan," terangnya.
Jika hal yang tidak diinginkan tersebut terjadi, Kepala BRG itu segera menginformasjkan ke Satuan Petugas (Satgas) agar meningkatkan patroli.
"Kemudian Pemerintah daerah akan menjaga, dan fasilitator desa BRG supaya bisa masuk bersama Kepala Desa dan masyarakat agar membantu," pungkasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari