tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) meminta pemerintah dan dunia usaha mewaspadai efek penurunan impor bahan baku dan modal yang mulai terjadi di Januari 2020. BPS mencatat penurunan itu bisa berpengaruh pada industri pengolahan yang nantinya berimbas ke pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 terutama kuartal I (Q1).
“Bahan baku alami penurunan, barang modal juga. Kita waspada penurunan bahan baku tidak memengaruhi industri pengolahan,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Senin (17/2/2020).
Selama Januari 2020, impor bahan baku turun cukup signifikan di kisaran 7,35 persen secara year on year (yoy) menjadi 10,58 miliar dolar AS. Meskipun secara month to month (mtom) masih naik 1,67 persen, efeknya pada penurunan nilai impor selama Januari tetap terasa karena struktur impor didominasi 74,09 persen oleh bahan baku.
Sementara itu impor barang modal turun 5,26 persen secara yoy menjadi 2,23 miliar dolar AS di Januari 2020. Penurunan juga terjadi secara mtom dibandingkan dengan Desember 2019 sebanyak 8,99 persen.
Suhariyanto bilang kontribusi sektor pengolahan pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional cukup besar. Di kuartal III 2019 saja kontribusi pengolahan mencapai 19,62 persen. Kontribusi ini cukup dominan dibandingkan sektor lainnya, seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan sekitar 13,45 persen, perdagangan 13,45 persen dan konstruksi 10,60 persen.
Alhasil penurunan importasi pada sektor itu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Dari sisi penurunan impor barang modal, dampaknya nanti juga akan memukul komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mengukur seberapa banyak investasi berupa mesin dan peralatan produksi. Penurunan impor barang juga bakal menggambarkan seberapa besar pengeluaran untuk kegiatan produktif.
“Barang modal itu mesin-mesin yang menjadi komponen investasi karena itu saya minta waspada kalau enggak akan pengaruh ke komponen PMTB,” ucap Suhariyanto.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan