tirto.id - Di tengah wabah virus corona atau 2019-nCoV, selama Januari 2020, impor bawang putih dari Cina mengalami penurunan secara month to month (mtom) sebanyak 98,5 persen. Nilainya menjadi 1,6 juta dolar AS jauh di bawah Desember 2019 yang mencapai 123,4 juta dolar AS.
Kendati demikian, nilai Januari 2020 masih mengalami kenaikan dibanding Januari 2019 secara year on year yang berada di kisaran 0,9 juta dolar AS atau 900 ribu dolar AS. Nilai impor bawang putih Januari 2020 naik 109,1 persen secara yoy.
Selama Januari 2020, harga bawang putih mengalami lonjakan dari harga normal yang sebelumnya berada di kisaran Rp20 ribu per kilogram.
Berdasarkan data Pusat Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) harga bawang putih di Kalimantan Timur mencapai Rp58.000 per kilogram, di Provinsi DKI mencapai Rp57.500/kilogram, sementara di Yogyakarta Rp56.250 per kilogram.
Ketua Perkumpulan Pengusaha Bawang Nusantara Mulyadi menjelaskan lonjakan harga bawang putih selama Januari 2020 belum tentu terkait Corona, tetapi disebabkan karena minimnya pasokan.
Tepatnya gara-gara Kementerian Pertanian tak kunjung mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang diperlukan untuk memperoleh Surat Persetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan.
Masalahnya izin itu tak keluar sejak Desember 2019 jauh sebelum isu Corona muncul dan wacana pembatasan impor hortikultura mencuat.
"Karena sebelum ada virus Corona itu memang izin impor RIPH dan SPI itu belum ada yang keluar. Nah, karena enggak keluar itu, kami tidak tahu apakah mungkin ada pelaksana wajib tanam yang tidak selesai apa gimana saya enggak tahu,” ucap Mulyadi seperti dikutip dari Tirto.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali
