Menuju konten utama

BPS: Neraca Perdagangan RI Surplus US$4,33 miliar per Maret 2025

BPS mencatat angka surplus per Maret 2025 naik sebesar US$1,23 secara bulanan dibanding bulan Februari 2025 yang mencapai US$3,12 miliar.

BPS: Neraca Perdagangan RI Surplus US$4,33 miliar per Maret 2025
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Gedung BPS, Senin (21/4/2025). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$4,33 miliar pada Maret 2025 atau naik sebesar US$1,23 secara bulanan (month-to-month/mom). Angka itu lebih tinggi dibandingkan Februari 2025, sebesar US$3,12 miliar.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menuturkan, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 59 bulan sejak Mei 2020.

Amalia menyebutkan bahwa surplus tersebut ditopang dari beberapa komoditas non-migas, yakni sebesar US$6 miliar. Ia mengatakan, komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27) besi, dan baja (HS 72).

“Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas defisit US$1,67 miliar, dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah,” ujar Amalia dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Senin (21/4/2025).

Selanjutnya, Amalia memaparkan neraca perdagangan non-migas Indonesia menurut negara mitra data. Pada Maret 2026, Indonesia mengalami surplus perdagangan barang pada kelompok non-migas dengan beberapa negara. Tiga terbesar di antaranya adalah Amerika Serikat US$1,98 miliar, India US$1,04 miliar, dan Filipina US$71 miliar.

“Sementara itu, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara dan tiga defisit yang terbesar adalah Tiongkok US$1,11 miliar. Australia US$0,35 miliar, dan Thailand US$0,195 miliar,” jelas Amalia.

Sementara itu, BPS juga melaporkan nilai ekspor Indonesia tembus US$ 23,25 miliar atau naik sebesar 5,95 persen pada Maret 2025. Angka itu naik apabila dibandingkan bulan lalu, Februari 2025.

Ia menerangkan, nilai ekspor migas tercatat US$1,45 miliar naik sebesar 28,81 persen. Sementara itu, Amalia juga menyebut nilai ekspor non-migas tercatat naik sebesar 4,71 persen dengan nilai US$21,80 miliar.

Peningkatan ekspor pada Maret 2025 secara bulanan didorong oleh kenaikan ekspor non-migas pada komoditas bijih logam, kerak, dan abu (HS 26), kemudian besi dan baja (HS 72) dan mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85).

“Kenaikan nilai ekspor migas terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor hasil minyak yang memberikan andil sebesar 1,18 persen,” tutur Amalia.

Selain ekspor, Amalia juga menyebut total nilai impor Indonesia mengalami sedikit kenaikan, yakni mencapai US$18,92 miliar di Maret 2025 atau naik 0,38 persen dibandingkan Februari 2024.

“Peningkatan nilai impor secara bulanan didorong oleh nilai impor migas memberikan andil sebesar 1,38 persen,” katanya.

Baca juga artikel terkait NERACA PERDAGANGAN atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Andrian Pratama Taher