Menuju konten utama

BPS: Ekspor Maret 2021 Capai Rekor Tertinggi Sejak Agustus 2011

BPS catat Ekspor pada Maret 2021 capai 18,35 miliar dolar AS. Tertinggi sejak Agustus 2011 sebesar 18,64 miliar dolar AS.

BPS: Ekspor Maret 2021 Capai Rekor Tertinggi Sejak Agustus 2011
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Maret 2021 mencapai 18,35 miliar dolar Amerika Serikat. Angka ini dinobatkan sebagai yang tertinggi selama pandemi COVID-19 bahkan hampir melampaui posisi tertinggi dalam 10 tahun terakhir yang jatuh pada 2011.

“Ekspor pada Maret 2021 tinggi sekali 18,35 miliar dolar AS. Tertinggi sejak Agustus 2011 yang waktu itu nilai ekspornya sebesar 18,64 miliar dolar AS,” ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/4/2021).

Ekspor Maret 2021 ini juga sempat menyebabkan kenaikan hingga 20,31 persen jika dibandingkan dengan Februari 2021 dan 30,47 persen bila dibandingkan dengan Maret 2020. Kenaikan ekspor ini menurut Suhariyanto ditopang oleh kenaikan permintaan dan harga komoditas.

Salah satunya lemak dan minyak hewan nabati yang tergabung dalam HS 15 yang mengalami kenaikan ekspor 1,167 miliar dolar AS atau 67,9 persen dari bulan sebelumnya. Kenaikan ini menjadi yang paling tajam di antara komoditas lain.

Sebut saja bijih, terak, dan abu logam HS 26 hanya naik 226,3 juta dolar AS; besi dan baja HS 72 hanya naik 171,7 juta dolar AS; mesin dan perlengkapan elektrik HS 85 hanya naik 134,8 juta dolar AS; dan bahan bakar mineral HS 27 hanya naik 99,3 juta dolar AS.

“Umumnya meningkat karena peningkatan permintaan dan peningkatan harga komoditas andalan Indonesia,” ucap Suhariyanto.

Selain kenaikan harga komoditas, Suhariyanto juga tak menampik bila pelemahan rupiah selama Maret 2021 ikut berpengaruh pada kenaikan ekspor. Pasalnya pelemahan rupiah membuat mata uang asing mengalami peningkatan nilai.

Peningkatan nilai mata uang asing ini menyebabkan, harga produk dari Indonesia seakan-akan terlihat lebih murah/terjangkau bagi masyarakat dunia. Teorinya, ketika harga barang terlihat semakin murah, permintaan juga akan ikut meningkat sehingga mengerek ekspor Indonesia.

“Ini lebih pas dijawab BI, tapi betul disampaikan selama Maret kemarin ada depresiasi rupiah, nilai rupiah melemah, harga produk kita jadi murah, jadi lebih kompetitif. Mungkin iya, tapi lebih pas dijawab BI,” ucap Suhariyanto.

Baca juga artikel terkait KINERJA EKSPOR atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz