Menuju konten utama

BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Vaksin Sinopharm untuk Booster

Vaksin Sinopharm digunakan sebagai booster homolog bagi warga 18 tahun ke atas dan telah mendapatkan dosis primer lengkap minimal 6 bulan.

BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Vaksin Sinopharm untuk Booster
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito memberikan keterangan pers terkait vaksin COVID-19 booster atau vaksin lanjutan di Kantor BPOM, Jakarta, Senin (10/1/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym.

tirto.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbikan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk Sinopharm sebagai vaksin booster atau dosis ketiga.

Vaksin yang diproduksi di Beijing Bio-Institute Biological Cina ini telah didaftarkan PT Kimia Farma untuk penggunaan booster homolog pada usia dewasa 18 tahun atau lebih yang telah mendapatkan dosis primer lengkap sekurang-kurangnya 6 bulan.

“Sesuai persyaratan penggunaan darurat, Badan POM telah melakukan evaluasi terhadap aspek khasiat dan keamanan mengacu pada standar evaluasi vaksin COVID-19 untuk vaksin Sinopharm sebagai dosis booster homolog untuk dewasa 18 tahun ke atas.” kata Kepala Badan POM, Penny K. Lukito melalui keterangan tertulisnya, Rabu (2/2/2022).

Berdasarkan aspek keamanan, kata Penny, penggunaan vaksin Sinopharm sebagai booster umumnya dapat ditoleransi dengan baik.

Dia mengatakan frekuensi, jenis, dan efek samping atau kejadian yang tidak diharapkan (KTD) setelah pemberian booster lebih rendah dibandingkan saat pemberian dosis primer.

Adapun KTD yang sering terjadi merupakan reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan, pembengkakan, dan kemerahan serta reaksi sistemik seperti sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot, dengan tingkat keparahan grade 1-2.

Dari aspek Imunogenisitas, peningkatan respon imun humoral untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG masing-masing sebesar 8,4 kali dan 8 kali lipat dibandingkan sebelum pemberian booster.

Respon imun setelah pemberian booster ini lebih tinggi dibandingkan respons imun yang dihasilkan pada saat vaksinasi primer.

“Persetujuan EUA Vaksin Sinopharm ini menambah alternatif vaksin booster homologus untuk platform inactivated virus," ucapnya.

BPOM mengapresiasi Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 termasuk ahli di bidang farmakologi, metodologi penelitian dan statistik, epidemiologi, kebijakan publik, imunologi, kemudian ITAGI serta asosiasi klinisi atas kerja samanya yang memungkinkan vaksin ini segera rilis ke masyarakat.

BPOM mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan menyukseskan vaksinasi sebagai upaya kunci dalam memutus rantai penyebaran COVID-19.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan yang digunakan dalam penanganan COVID-19. Masyrakat diminta tidak mudah terpengaruh dengan promosi produk obat, obat tradisional maupun suplemen kesehatan dengan klaim dapat mencegah atau mengobati COVID-19.

Baca juga artikel terkait VAKSIN SINOPHARM atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan