tirto.id - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito menyebutkan efikasi vaksin Zifivax sebesar 81,71 persen. Sedangkan Efikasi terhadap varian COVID-19 seperti varian Delta juga cukup tinggi.
“Vaksin [Zifivax] menunjukkan efikasi terhadap varian SARS-CoV-2 terhadap Alfa sebesar 92,93 persen, terhadap varian Gama 100 persen, Delta 77,47 persen dan Kappa 90 persen,” kata Penny dalam konferensi pers daring, Kamis (7/10/2021).
Penny juga mengatakan berdasarkan data interim studi klinik fase 3 dari rata-rata data seluruh multi center uji klinis di berbagai negara termasuk Indonesia menunjukkan efikasi Zifivax mencapai 81,71 persen. Data efikasi itu dihitung mulai 7 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap. Sedangkan jika dihitung mulai 14 hari setelah vaksinasi lengkap efikasi sebesar 81,4 persen.
Pemberian vaksin Zifivax lengkap dilakukan sebanyak 3 kali suntikan dengan interval 1 bulan. Setiap suntikan diberikan 0,5 mili dosis vaksin.
Berdasarkan analisis lebih lanjut, efikasi vaksin berdasarkan subgrup analisis populasi dewasa usia 18-59 tahun sebesar yakni 81,5 persen, populasi lansia di atas 60 tahun ke atas sebesar 87,6 persen. Dan populasi Indonesia secara keseluruhan adalah 79,88 persen.
Penny menjelaskan vaksin yang diproduksi oleh perusahaan farmasi asal Cina Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical telah mendapatkan izin penggunaan darurat Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM itu dikembangkan dengan dengan platform rekombinan protein subunit.
Uji klinik vaksin ini dilakukan multicenter, selain di Indonesia juga dilakukan di Cina, Uzbekistan, Pakistan dan Ekuador dengan jumlah subjek sekitar 28.500 orang. Uji klinik di Indonesia dilakukan terhadap 4.000 subjek yang ada di Bandung dan Jakarta.
Direktur Utama PT Jakarta Biopharmaceutical Industry (JBio) yang mendaftarkan izin UEA vaksin Zifivax Mahendra Suhardono mengatakan, vaksin tersebut akan dapat segera di produksi di Indonesia. JBio kata dia telah melakukan persiapan dengan mebangun pabrik dan berinvestasi sebesar Rp 500 miliar.
“Kita berupaya bahwa tahun ini juga bisa diproduksi di dalam negeri jadi melalui TOL manufacture. Kami mohon bimbingan dari Badan POM,” kata Mahendra.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Zakki Amali