Menuju konten utama

BPJS Kesehatan Biayai 1,3 Juta Kasus Kanker di 2016

BPJS Kesehatan mengumumkan telah menanggung pembiayaan penanganan 1.308.061 kasus kanker selama 2016.

BPJS Kesehatan Biayai 1,3 Juta Kasus Kanker di 2016
Ibu Negara Iriana Joko Widodo (tengah) didampingi Istri Wakil Presiden Mufidah Jusuf Kalla (ketiga kanan), Istri Wakil Gubernur Jatim Fatma Saifullah Yusuf (kedua kiri) beserta sejumlah istri Menteri Kabinet Kerja yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) tiba di Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (27/10/2016). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka mewujudkan program nasional gerakan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara pada perempuan tahun 2015-2019 di puskesmas dengan melakukan pemeriksaan metode Inveksi Visual Acetat (IVA) dan Payudara Klinis (SADANIS). ANTARA FOTO/Umarul Faruq.

tirto.id - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengumumkan menanggung pembiayaan penanganan 1.308.061 kasus kanker dari pesertanya yang menjalani rawat inap dan rawat jalan pada 2016.

Kepala Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer BPJS Kesehatan, Fachrurrazi mengatakan jumlah itu cuma naik tipis dibandingkan catatan pada 2015, yakni 1.257.230 kasus kanker.

“Namun itu naik signifikan dibanding 2014 yakni 702.207 kasus kanker,” ujar Fachrurrazi pada Rabu (1/2/2017) seperti dikutip Antara.

Besaran pembiayaan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan untuk penanganan kasus kanker pada 2015 dan 2016 tercatat mencapai nilai hampir sama, yakni sekitar Rp2,2-an triliun. Adapun klaim pasien kanker pada 2014 sebesar Rp1,5 triliun.

Sedangkan untuk kasus kanker darah atau leukemia tercatat sebanyak 65.601 pada 2016 yang juga meningkat signifikan dibandingkan 2014 yang tercatat 32.321 kasus saja.

Menurut Fachrurrazi fasilitas pelayanan bagi pasien kanker yang paling banyak memakan biaya ialah kemoterapi dan prosedur radioterapi. Untuk periode Desember 2015 hingga November 2016, tercatat ada 150.243 kasus kemoterapi ringan, sedang, dan berat yang memakan biaya Rp573 miliar. Adapun untuk pelayanan prosedur radioterapi di periode yang sama untuk sebanyak 294.538 penanganan menelan biaya mencapai Rp330 miliar.

Fachrurrazi mengatakan saat ini BPJS Kesehatan masih memiliki tantangan dalam peningkatan fasilitas pelayanan terhadap pasien pengidap kanker. Misalnya, kata dia, belum adanya standar kriteria Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) yang dapat memberikan pelayanan kemoterapi. Sumber daya manusia pada FKRTL juga banyak yang belum memenuhi persyaratan melayani kemoterapi.

"Juga belum adanya ketentuan penegakan diagnosa kanker terkait dengan penggunaan obat kanker sesuai dengan Fromularium Nasional," kata dia.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Muhammad Subuh mengatakan tingginya kasus kanker di Indonesia mendorong kementeriannya mengusung tema pentingnya deteksi dini kanker di peringatan Hari Kanker Sedunia pada 4 Februari mendatang.

"Semangatnya adalah semangat kita untuk selalu waspada terhadap kanker. Kanker tidak mengenal golongan usia tertentu sejak balita sampai usia tua ada kemungkinan terpapar penyakit kanker," kata Subuh di gedung Kementerian Kesehatan Jakarta, Rabu.

Dia menambahkan pemerintah saat ini memprioritaskan perhatian deteksi dini kasus kanker payudara dan serviks sebagai kanker yang paling banyak diidap oleh perempuan Indonesia.

Subuh mencatat cakupan deteksi dini Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) di Indonesia sampai dengan tahun 2016 telah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Cakupan pemeriksaan di 2015 hanya sebesar 1.268.333 orang. Jumlah itu menjadi 1.925.943 orang di 2016.

Baca juga artikel terkait KANKER atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom