tirto.id - Badan Pengurus Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) mengklaim Indonesia saat ini masih belum memiliki cadangan nasional untuk BBM (Bahan Bakar Minyak). Adapun BPH Migas menyebutkan bahwa Indonesia baru memiliki cadangan yang sifatnya operasional dan itu pun dimiliki PT Pertamina (Persero).
Keluhan terkait masalah cadangan nasional tersebut disampaikan salah satu anggota Komite BPH Migas, Saryono Hadiwidjoyo, saat melakukan audiensi dengan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Senin (19/2/2018).
“Untuk yang cadangan nasional, BPH Migas saat ini belum bisa melaksanakan. Dapat kami laporkan, cadangan nasional BBM belum ada,” ucap Saryono.
Dengan mengandalkan dari Pertamina itu, Saryono mengungkapkan bahwa cadangan BBM yang sifatnya operasional hanya berkisar 20-23 hari. Indonesia sendiri merupakan negara importir BBM, yang artinya memiliki ketergantungan dengan negara lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Saryono lantas mencontohkan beberapa negara lain yang memiliki cadangan nasional BBM ideal, yakni mencapai 90 hari. Minimnya cadangan BBM yang dimiliki suatu negara dikatakan terbilang riskan apabila sewaktu-waktu terjadi masalah dengan pasokan BBM.
“Kalau cadangan operasional kan berarti terkait dengan perusahaannya. Sedangkan untuk cadangan nasional, di situ ada elemen pemerintah yang menyiapkan anggaran,” kata Saryono.
Guna meningkatkan cadangan BBM untuk satu hari saja memang bukan perkara kecil dari segi anggaran. Berdasarkan kajian yang disusun pada 2010 lalu, Indonesia memerlukan setidaknya Rp1 triliun apabila hendak meningkatkan cadangan BBM untuk sehari.
“Namun diharapkan Pertamina bisa mengarah ke 25 hari lalu 30 hari,” ujar Saryono.
Saat disinggung mengenai komponen apa saja yang harus diperhatikan untuk meningkatkan cadangan BBM, Saryono menekankan anggaran tetap yang paling utama.
Menurut Saryono, harus ada kemauan dari pemerintah untuk mengalokasikan anggarannya. Ia pun tidak bisa memberikan jawaban pasti saat ditanya mengenai target dari peningkatan cadangan sebagaimana yang diinginkan.
“Tergantung keuangan, kami kan cuma pelaksana saja,” kata Saryono.
Ke depannya, Saryono pun menginginkan agar pengelolaan cadangan BBM oleh BPH Migas bisa sama seperti halnya Bulog yang mengelola cadangan pangan.
“Kalau cadangan operasional kan tergantung kepentingan perusahaan dalam menjamin ketersediaan pasokan di Indonesia, seperti ditugaskan pemerintah selama ini. Sedangkan cadangan nasional kan pemerintah yang punya, seperti halnya Bulog,” jelas Saryono.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Ibnu Azis