tirto.id - Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Papua, Jonathan Koirewoa belum menerima laporan kerusakan akibat gempa bermagnitudo (M) 6,2 yang mengguncang Kabupaten Keerom.
Jonathan mengatakan saat ini petugas BPBD Papua sedang melakukan pengecekan ke wilayah yang menjadi lokasi atau pusat gempa.
"Nanti akan diinfokan bila ada perkembangannya," kata Jonathan dikutip dari Antara, Senin (3/7/2023).
Dalam keterangan terpisah, Kepala Stasiun Geofisika Jayapura, Herlambang mengatakan lokasi gempa berada dekat dengan perbatasan Kabupaten Keerom, Jayapura, dan Pegunungan Bintang. Ia memastikan belum ada laporan terjadinya gempa susulan di wilayah tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa tektonik dengan magnitudo (M) 6,2 mengguncang Keerom, Papua, pada pukul 09.51 WIB, Senin (3/7/2023).
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,0,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi, Senin.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3,78° LS ; 140,19° BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 79 km arah barat daya Keerom pada kedalaman 10 km.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip),” sambung Daryono.
Adapun hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Wamena dan Sentani dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Gempa juga dirasakan di daerah Jayapura dengan skala intensitas II - III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).