tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih melakukan pendataan dampak terjadinya banjir dan tanah longsor yang terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah ini.
Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki mengatakan di beberapa kecamatan ada rumah yang terancam tanah longsor dan banjir.
"Kami masih melakukan pendataan. Adapun relawan juga sudah diterjunkan untuk membantu penanganan. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa dari berbagai kejadian tersebut," kata Edy di Gunung Kidul, DIY, Kamis (11/11/2021) dilansir dari Antara.
Kejadian longsor pada Kamis pagi terjadi di beberapa lokasi yakni di Padukuhan Candi, Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, talud rumah milik Sriyanto ambrol, dan berpotensi longsor susulan.
Talud samping rumah milik Mus Hariyanto ambrol tidak kuat menahan debit air di Padukuhan Karanglor 1, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari. Selanjutnya, longsor juga terjadi di rumah salah seorang warga di Padukuhan Putat, Desa Putat, Kecamatan Patuk.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk waspada karena dari informasi BMKG puncak musim hujan terjadi Januari mendatang, potensi banjir dan longsor masih akan terjadi," kata Edy.
Sementara itu, Komandan Save Rescue Indonesia Gunung Kidul Agus Fitriyanto mengatakan saat ini, Tim Save Rescue tengah melakukan pemantauan di sejumlah lokasi rawan bencana baik banjir maupun longsor. Sejumlah warga yang masih bertahan di lokasi rawan bencana diimbau untuk mengungsi di tempat yang lebih aman.
“Kami terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan potensi relawan, semoga aman terkendali,” katanya.
Agus mengatakan berdasarkan data yang masuk sementara, di Gunung Kidul terdapat lima kejadian longsor, tepatnya di RT 33 Putat, Patuk saat ini masih dilakukan kerja bakti oleh warga, di Dusun Candi RT04/06, Tegalrejo, Gedangsari, di Kepil RT 10, di Putat II RT 30, di Bobung.
Selanjutnya tanah longsor di Karang Lor, Kemadang. Untuk bencana banjir yang menggenangi di Kampung Nelayan, Pantai Sadeng Girisubo, sejumlah warga sudah mulai mengungsi.
“Selain longsor, satu rumah warga milik Minten di Menggoran, Bleberan, Playen roboh serta ada kabel listrik di Ngunut Tengah, Ngunut Playen terputus,” katanya.
Tak hanya di Gunung Kidul, banjir dan tanah longsor juga terjadi di wilayah lain di Jogja.
Berdasarkan data BPBD DIY, tanah longsor terjadi di 11 titik tersebar di Kabupaten Gunungkidul 9 titik, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta masing-masing satu titik.
Berikut rincian kejadian dampak hidrometeorologi di wilayah DIY:
1. Kabupaten Gunungkidul, terdapat 11 dampak kejadian yang terdiri dari 9 titik tanah longsor (mengakibatkan 5 talut ambrol dan 1 titik saluran irigasi), 1 bangunan roboh dan 1 titik jaringan listrik. Prakiraan nominal kerusakan Rp12.000.000,-
2. Kabupaten Bantul, terdapat 6 dampak kejadian, yakni 1 titik longsor, 4 titik pohon tumbang dan 1 genangan (kandang ternak)
3. Kota Yogyakarta, terdapat 1 dampak kejadian, 1 titik longsor (mengakibatkan 1 rumah rusak sedang dan 1 korban rujuk RS. Pantirapih)
4. Kabupaten Sleman, terdapat 1 dampak kejadian, 1 titik pohon tumbang (mengakibatkan 4 orang luka ringan di rujuk RS. Sardjito dan 2 sepeda motor)