tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengevakuasi warga terdampak banjir yang melanda sejumlah kecamatan di wilayahnya. BPBD mencatat lebih dari 400 warga mengungsi akibat banjir.
"Kami evakuasi warga, karena ketinggian air meningkat. Wilayah paling parah di Kelurahan/Kecamatan Sutojayan, warga dievakuasi di kantor kelurahan," kata Kepala BPBD Kabupaten Blitar Ivong Bettryanto dikutip dari Antara, Selasa (18/10/2022).
Ivong mengatakan banjir di Blitar bukan hanya karena kiriman air dari Malang. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan volume air mengalami kenaikan.
Volume air yang tinggi tidak tertampung sehingga mengalir ke daerah di bawahnya. Banjir terjadi di sejumlah daerah di antaranya Kecamatan Sutojayan, Panggungrejo, Binangun, dan Kademangan.
Menurut dia, banjir yang cukup parah terjadi di Kelurahan Sutojayan, Kecamatan Sutojayan. Ketinggian air hingga satu meter menyebabkan air masuk hingga ke rumah warga.
"Jadi warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Lokasi evakuasi di kantor kelurahan itu sekalian kami dirikan dapur umum," kata dia.
Warga dievakuasi menggunakan perahu karet lantaran jalan tertutup air banjir. Lebih dari 400 orang mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Ivong memastikan belum ada korban meninggal dunia akibat banjir di Blitar. Ia juga belum menerima laporan hewan ternak hanyut atau mati saat banjir.
Sementara itu, banjir di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, menyebabkan rumah warga terendam, bahkan ada yang mengalami kerusakan.
Kepala Desa Serang, Dwi Handoko mengatakan air sudah mulai menggenang tinggi sejak Senin dini hari setelah hujan yang turun dengan intensitas tinggi.
Dwi menjelaskan banjir bandang itu terjadi di Sungai Kaliklatak Dusun Serang III Desa Serang. Selain rumah warga, banjir juga menggenangi fasilitas umum.
"Ketinggian banjir awalnya sekitar 1-2 meter. Ini mengakibatkan rumah warga terendam. Ada juga kandang milik warga yang rusak, ada juga laporan ternak hanyut," katanya.
Dwi mengatakan air sudah surut, tetapi pemerintah tetap meminta warga untuk waspada terhadap potensi banjir susulan.
Editor: Gilang Ramadhan