Menuju konten utama

Bos Bulog Ungkap Awal Mula Muncul Mafia Beras di Banten

Budi Waseso menuturkan kasus mafia beras melibatkan pedagang-pedagang nakal yang memainkan harga beras.

Bos Bulog Ungkap Awal Mula Muncul Mafia Beras di Banten
Budi Waseso bersama kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Pasar Kelender, Jakarta Timur, Senin (28/7/2023). tirto.id/Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso menuturkan, awal mula penyimpangan mafia beras terjadi di Banten. Dia menjelaskan modus para mafia yaitu dengan membeli beras murah dari Bulog kemudian dijual dengan harga yang mahal.

"Mereka itu membeli dari kita BULOG perekonomian itu Rp8.300 angkut gudang, mereka jual langsung Rp12.000 sampai Rp13.000 dengan diganti karungnya dan dampaknya jelas banyak negatifnya,” kata Budi Waseso di Kantor BULOG, Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Sementara itu, dia mengakui kasus mafia beras ini terjadi bukan hanya di Banten tetapi di seluruh wilayah Indonesia. Kasus tersebut melibatkan pedagang-pedagang nakal yang memainkan harga beras.

“Potensi terjadinya penyimpangan ini dari seluruh wilayah di Indonesia karena sebagian diungkap oleh Polda Banten ini dimanfaatkan oleh pedagang-pedagang nakal,” ungkap Budi.

Budi mengklaim setelah adanya pengungkapan mafia beras di Banten, kasus serupa di daerah lain diklaim telah menurun. Sebab itu, pihaknya saat ini terus mendorong operasi pangan melalui SPHP.

Kemudian, Budi Waseso juga memberikan penghargaan kepada Polda Banten karena terungkapnya salah satu kasus mafia beras di Banten.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, penyidikan mafia beras masih dilakukan oleh Satgas Pangan. Namun, para mafia beras tidak perlu dihukum pidana melainkan cukup diberikan teguran.

Buwas mengungkapkan percuma mafia beras itu ditahan jika nantinya tidak menyelesaikan masalah utama. Saat ini, tambahnya, data mafia beras sudah diserahkan semua kepada tim Satgas Pangan.

Baca juga artikel terkait MAFIA BERAS atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin