Menuju konten utama

Bos BI Perkirakan Suku Bunga The Fed Naik jadi 5,5% di Juli 2023

Bank Indonesia memperkirakan suku bunga acuan The Fed akan naik hingga 5,5 persen pada bulan Juli 2023.

Bos BI Perkirakan Suku Bunga The Fed Naik jadi 5,5% di Juli 2023
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers hasil rapat dewan gubernur BI bulan Januari 2020 di Jakarta, Kamis (23/1/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan suku bunga acuan Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed akan naik hingga 5,5 persen pada bulan Juli 2023. Dia menuturkan angka tersebut diprediksi setelah mencermati perkembangan ekonomi AS dan pernyataan para petinggi Fed.

Adapun saat ini suku bunga Fed berada dalam rentang 5 persen sampai 5,25 persen, setelah kenaikan 25 basis poin (bps) pada bulan Mei 2023.

"Semula kami perkirakan terminalnya di 5,25 persen, namun ada kemungkinan baseline kami pada Juli nanti suku bunga Fed akan naik menjadi 5,5 persen," kata Perry dikutip dari Antara, Kamis (22/6/2023).

Dia memproyeksi masih adanya kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Fed alias Federal Funds Rate (FFR) ke depan. Perry menilai itu disebabkan oleh tekanan inflasi Negeri Paman Sam yang masih tinggi terutama karena keketatan pasar tenaga kerja, di tengah kondisi ekonomi yang cukup baik dan tekanan stabilitas sistem keuangan (SSK) yang mereda.

Lebih lanjut, Perry menuturkan AS merupakan negara yang paling cepat melakukan vaksinasi COVID-19 sehingga permintaan masyarakatnya cepat meningkat, sedangkan suplai di Negeri Adidaya tersebut masih terganggu akibat COVID-19, ketegangan dengan Tiongkok, serta perang Rusia dan Ukraina.

Kondisi itu menyebabkan inflasi AS melonjak naik, bahkan sempat menyentuh angka 9 persen, sehingga The Fed secara agresif menaikkan suku bunga acuan. Kendati Fed sudah mengerek suku bunga dengan agresif, penurunan inflasi di Negeri Paman Sam cenderung lambat.

Perry menjelaskan hal tersebut lantaran pasokan di AS masih susah meningkat dan permintaannya tidak bisa hanya dikendalikan oleh kenaikan suku bunga acuan. Kemudian, terdapat kebijakan pembatasan imigrasi di AS sehingga suplai dari tenaga kerja yang dulunya banyak diisi imigran kini menjadi terbatas.

"Terlebih lagi karena inflasi di Amerika itu juga terjadi di sektor jasa," pungkasnya.

Sebelumnya, Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed memutuskan mempertahankan kisaran target suku bunga acuan di level 5- 5,25 persen, setelah 10 kenaikan beruntun sejak Maret 2022.

Namun demikian, The Fed juga mengisyaratkan untuk menaikkan Fed Fund Rate (FFR) dua kali lagi ke depan, berkaca dari median proyeksi The Fed yang memperkirakan suku bunga ada di kisaran 5,5- 5,75 persen pada 2023 dari 5-5,25 persen sebelumnya.

Baca juga artikel terkait PROYEKSI SUKU BUNGA ACUAN THE FED

tirto.id - Bisnis
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin