Menuju konten utama

Bom Bunuh Diri Depan Hotel di Somalia Tewaskan 23 Orang

Al-Shabab, kelompok ekstremis Islam paling mematikan di Afrika, dengan cepat mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri itu.

Bom Bunuh Diri Depan Hotel di Somalia Tewaskan 23 Orang
Ilustrasi. Penduduk sipil melarikan diri dari lokasi ledakan di jalan Maka al Mukaram di Mogadishu, Somalia, Minggu (30/7). ANTARA FOTO/REUTERS/Feisal Omar

tirto.id - Sebuah bom truk bunuh diri meledak di luar hotel populer di Mogadishu, ibu kota Somalia pada Sabtu (28/10/2017) waktu setempat. Kejadian ini menewaskan sedikitnya 23 orang dan melukai lebih dari 30 orang.

Seperti dilaporkan Time, tembakan masih terus berlanjut saat pasukan keamanan mengejar penyerang lain di dalam gedung tersebut, kata polisi. Dua ledakan lagi terdengar, satu ketika penyerang meledakkan rompi bunuh diri.

Berbicara kepada Associated Press melalui telepon dari tempat kejadian, Kapten Mohamed Hussein mengatakan bahwa lebih dari 20 orang, termasuk pejabat pemerintah, diperkirakan terjebak saat para ekstremis bersembunyi di lantai atas Hotel Nasa-Hablod,yang dekat dengan istana presiden. Tiga dari lima penyerang tewas, kata Hussein. Yang lainnya melemparkan granat dan memotong arus listrik gedung saat malam tiba.

Ledakan pada Sabtu itu terjadi dua minggu setelah lebih dari 350 orang tewas dalam sebuah pemboman truk besar-besaran di sebuah jalan Mogadishu yang sibuk, diklaim sebagai serangan terparah di negara itu.

Al-Shabab, kelompok ekstremis Islam paling mematikan di Afrika, dengan cepat mengklaim bertanggung jawab atas serangan Sabtu dan mengatakan bahwa pejuangnya ada di dalam hotel.

Di antara korban tewas adalah seorang ibu dan tiga anak, termasuk seorang bayi, kata Hussein. Korban lainnya termasuk seorang kolonel polisi senior Somalia, mantan anggota parlemen, dan mantan menteri pemerintah. Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan kendaraan dan bangunan di dekatnya sudah hancur, menyisakan dinding yang masih kokoh berdiri.

Mohamed Dek Haji mengatakan bahwa dia selamat dari pemboman tersebut saat dia berjalan di samping sebuah mobil terparkir yang sebagian besar hancur akibat ledakan tersebut. Dia mengatakan bahwa dia melihat setidaknya tiga orang bersenjata dengan seragam militer berlari ke hotel setelah melakukan pemboman di gerbangnya.

"Saya pikir mereka adalah pejuang al-Shabab yang mencoba menyerbu hotel," katanya, terbaring di ranjang rumah sakit. Ia menderita luka ringan di bahunya dan bagian tengkorak.

Saksi dalam beberapa serangan sebelumnya mengatakan pejuang al-Shabab menyamar dengan mengenakan seragam militer.

Pejabat keamanan mengatakan bahwa pembom telah berpura-pura truknya rusak di luar gerbang hotel. Kolonel Polisi Mohamed Abdullahi menyebutkan, pembom tersebut berhenti di luar hotel yang dijaga ketat dan pura-pura memperbaiki truk tersebut sebelum akhirnya memutarnya dan meledakkannya.

Sejak ledakan dua pekan lalu, Presiden Mohamed Abdullahi Mohamed telah mengunjungi negara-negara regional untuk mencari lebih banyak dukungan untuk perang melawan kelompok ekstremis tersebut, yang menyatakan "keadaan perang".

Dia juga menghadapi tantangan untuk menarik kekuatan regional di dalam negaranya yang telah lama retak, di mana pemerintah federal sekarang mencoba untuk menegaskan dirinya di luar Mogadishu dan kota-kota besar lainnya.

Pasukan Uni Afrika multinasional beranggotakan 22.000 orang di Somalia diperkirakan akan menarik pasukannya dan menyerahkan keamanan negara tersebut kepada militer Somalia pada akhir tahun 2020. Namun, pejabat militer AS dan beberapa lainnya dalam beberapa bulan terakhir menyatakan kekhawatiran bahwa pasukan Somalia belum siap .

Militer AS pun telah meningkatkan upaya militer melawan al-Shabab tahun ini di Somalia. Mereka melakukan hampir 20 serangan tanpa awak, karena perang global melawan ekstremisme bergerak lebih dalam ke benua Afrika.

Baca juga artikel terkait MOGADISHU atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Hukum
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari