tirto.id - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil membukukan kinerja yang positif dan berkelanjutan. Dalam catatan sepanjang 2023, BNI meraup laba bersih sebesar Rp20,9 triliun atau naik 14,2 persen secara year on year (yoy).
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menuturkan, perbaikan kualitas aset, dilakukan sebagai langkah strategis untuk memastikan bisnis perusahaan tetap sustain dalam jangka panjang di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.
"Transformasi tiga tahun terakhir telah menjadi turning point yang memperkuat fondasi bisnis BNI. Kami melihat program transformasi ini lebih dari sekadar inisiatif. Ini adalah sebuah langkah besar yang menandai dedikasi dan komitmen kami untuk terus tumbuh dan berkembang serta beradaptasi terhadap perubahan di tingkat nasional dan global," kata Royke saat Konferensi Pers 'Full Year 2023 BNI', Jumat (26/1/2024).
Dia menuturkan, BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan rasio Return on Equity (ROE) hingga 20 persen pada 2028. Peningkatan ROE dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen konsumen, perusahaan, dan UMKM sehingga kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang.
"Agenda kami ke depan adalah memperluas digitalisasi pada proses bisnis, pengembangan platform transaction banking yang lebih advanced, transformasi cabang, hingga peningkatan skala bisnis perusahaan anak, yang memungkinkan BNI memiliki proposisi nilai,” ucap Royke.
Sebagai informasi, BNI mencatatkan ROE sebesar 15,2 persen pada 2023, meningkat sebesar 120 basis poin dari posisi 14 persen pada 2019. Pencapaian ini diperoleh di tengah nilai modal atau ekuitas yang terus meningkat.
Hasil positif ini diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset. Sepanjang periode 2020-2023, BNI mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit mencapai 7,9 persen per tahun.
Kualitas Aset Terus Membaik
Sementara itu, sebagai dampak dari akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio non performing loan (NPL) dan rasio loan at risk (LaR). Rasio NPL pada akhir 2023 telah berada di level 2,14 persen, membaik dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 2,81 persen.
Kemudian, LaR pada 2023 berada di level 12,9 persen, juga mengalami perbaikan dari posisi tahun 2022 pada level 16 persen. Dana pihak ketiga (DPK) pada 2023 tercatat tumbuh 5,4 persen, menjadi Rp810,73 triliun.
Rasio current account savings account (CASA) terpantau kokoh di posisi 71,2 persen. BNI secara proaktif memperluas bisnis dengan fokus pada kualitas aset dan peningkatan transaksional. Dengan kinerja positif di tahun 2023, BNI optimis untuk terus meningkatkan produktivitas, inovasi, dan ekspansi global.
"Melalui kesempatan ini, manajemen ingin menyampaikan apresiasi kepada pemegang saham BNI dan masyarakat atas kepercayaan yang diberikan terhadap kuatnya fundamental kinerja Perseroan. Proses transformasi di BNI juga semakin memberikan outlook yang positif terhadap kinerja ke depan," kata Direktur Finance BNI, Novita Widya Anggraini.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama BNI, Adi Sulistyowati, mengungkapkan, terkait inisiatif digital, perseroan melakukan berbagai inovasi untuk pelanggan. Di tahun 2023, BNI mobile banking mencatatkan volume transaksi hingga Rp1.216 triliun atau tumbuh 52 persen yoy, dengan jumlah lebih dari 16 juta pengguna.
"Pencapaian ini sejalan dengan strategi BNI untuk menjadikan BNI mobile banking sebagai one stop financial solutions yang andal dan mampu menjawab berbagai kebutuhan layanan keuangan nasabah,” kata Adi.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin