Menuju konten utama

BMKG Sebut Wilayah RI Bisa Kena Multi-Bencana Dampak La Nina

BMKG mengimbau munculnya potensi multi-bencana sebagai dampak dari La Nina di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera dan Papua bagian timur.

BMKG Sebut Wilayah RI Bisa Kena Multi-Bencana Dampak La Nina
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memberikan penjelasan mengenai penanganan gempa dan tsunami yang terjadi di Sulteng saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/10/2018). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso.

tirto.id - Pemerintah pusat meminta kepada seluruh pemerintah daerah untuk waspada bencana yang berlangsung secara bersamaan. Hal tersebut merespons temuan BMKG bahwa ada potensi multi-bencana di masa depan.

"Tadi Bu Korita mengingatkan bisa saja dan nanti multi-bencana, misalnya La Nina ini tadi hujan deras ini atau gempa atau tsunami. Nah, itu perlu diantisipasi," kata Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan usai rapat bersama Presiden Jokowi secara daring, Selasa (13/10/2020).

Luhut mengatakan, BMKG sudah membuat laporan tentang ramalan cuaca di masa depan. Ia menuturkan, 6 bulan ke depan La Nina di Pasifik akan mempengaruhi musim hujan Indonesia. Diperkirakan, kata Luhut, "Hujan Indonesia ini curahnya akan bisa naik sampai 40% dan itu membuat supaya kita melakukan antisipasi."

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan, BMKG memprediksi bahwa sejumlah daerah akan mengalami curah hujan di luar kewajaran.

"Ada kurang lebih 27,5 persen wilayah di Indonesia yang akan mengalami hujan yang di atas normal," kata Dwikorita usai rapat dengan Presiden Jokowi, Selasa.

Dwikorita mencatat ada di daerah Sumatera, yakni Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, sebagian Bengkulu, Riau, sebagian Sumatera Utara, dan Aceh meski prediksi BMKG sebelumnya tidak menyentuh Sumatera.

Kemudian, dari sisi prioritas, daerah Jawa hingga Nusa Tenggara, Sulawesi bagian selatan-tengah, Kalimantan Tengah, Kepulauan Maluku dan Papua bagian barat akan menjadi daerah prioritas dampak La Nina pada Oktober-November 2020.

"Jadi tadi diprediksi Oktober-November seluruh wilayah Indonesia terdampak La Nina kecuali Sumatera dan Papua bagian timur. Sehingga anomali atau di luar kewajaran di Sumatera ini karena kondisi topografi lokal," kata Dwikorita.

Berdasarkan temuan tersebut, Jokowi meminta agar seluruh jajaran untuk memonitor laporan BMKG. Ia ingin agar pemerintah dapat mengantisipasi bencana datang bersamaan dengan baik. Mitigasi yang baik dapat mengurangi kemungkinan keterlambatan penanganan bencana.

Luhut mencontohkan, BMKG meramalkan hujan deras akan mulai terjadi sejak Oktober 2020. Hujan tersebut berpotensi menimbulkan longsor. Selain itu, bisa juga kejadian tsunami atau gempa bumi sementara Indonesia kini menghadapi bencana non-alam pandemi COVID-19.

"Saya berikan contoh misalnya, sekarang ini diramalkan juga mulai Oktober ini akan banyak hujan deras dan itu juga akan terjadi longsor bisa, mungkin saja ada tsunami, mungkin saja ada gempa bumi. Nah, itu juga berpengaruh pada tadi COVID-19," kata Luhut.

"Nah, ini karena ada pengungsian dan sebagainya. Oleh karena itu kita juga minta baik supaya kita masyarakat juga ikut membantu. Jangan sampai tidak menuruti warning yang sudah begitu disebarluaskan oleh BMKG," kata Luhut.

Baca juga artikel terkait LA NINA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri