tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan untuk antisipasi sejak dini potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2018 ini.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada Munas Ke 10 Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) di Jakarta, Kamis (15/3/2018) mengatakan, pada Mei-Agustus 2018, Indonesia memasuki musim kering namun tidak merata. Sementara itu, hingga Mei, cuaca dikategorikan dalam kondisi "weak" La Nina.
"Potensi kebakaran hutan dan lahan tetap ada dan harus diantisipasi sejak dini," katanya dalam Munas bertema "Kemitraan dengan petani sawit Demi kesejahteraan bangsa" yang berlangsung 14-16 Maret 2018 itu seperti dilansir Antara.
Menurut Rita, sebagian wilayah di Sumatera, Jawa dan Kalimantan, pada bulan Maret telah memasuki puncak musim kering, karena itu, potensi hutan terbakar tetap ada dan harus diantisipasi.
"Pada saat bersamaan, ada juga wilayah mengalami puncak musim hujan seperti pantai barat Sumatera. sebaliknya di pantai timur justru kering," kata mantan Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) tersebut.
Sementara itu Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Prabowo menambahkan, kondisi cuaca tahun ini yang diprediksi normal.
"Saat ini ada 'weak' La Nina hingga Mei. cuacanya lebih basah dibandingkan 2015. Prediksi kami pada Maret-April hujan meski tidak merata," katanya.
Potensi karhutla masih ada, tambahnya, namun BMKG telah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) untuk antisipasi pencegahan.
"Antisipasi dini harus tetap ada, sehingga saat memasuki kemarau, kebakaran tidak meluas," kata dia.
Untuk mengatisipasi hal itu, Dwikorita juga menyampaikan bahwa ia telah menyiapkan peta prakiraan cuaca dengan skala mikro di sekitar arena Asian Games.
Peta ini digunakan untuk memastikan perhelatan olahraga tersebut berjalan lancar tanpa hambatan cuaca.
"Untuk Asian Games kami siapkan prakiraan yang lebih detil mikro untuk arena di Jakarta dan Palembang," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/3/2018).
Dwikorita juga mengatakan, prakiraan mendetil tersebut akan sampai pada skala kecamatan bahkan di arena pertandingan seperti di Ancol, Senayan, Sunter, Jakabaring dan lainnya.
Pada puncak musim kemarau yang diperkirakan akan terjadi pada Agustus hingga September, suhu udara bisa melonjak hingga 36 derajat Celcius.Namun, karena diprediksikan tidak ada El Nino dan La Nina lemah, maka cuaca saat kemarau 2018 tidak seekstrem pada 2015.
"Kita berkomunikasi dengan penyelenggara Asian Games, misalnya, untuk lomba layar di Ancol itu terkait angin dan gelombang," ujar Mulyono.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani