tirto.id - Gempa besar berkekuatan 7,0 SR mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu, 5 Agustus malam sekitar pukul 19.46 Wita. Tercatat sampai dengan Rabu (8/8/2018), gempa susulan masih terjadi di wilayah tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan sudah lebih dari 300 kali gempa bumi susulan melanda Lombok, NTB, hingga Rabu pukul 08.00 WIB.
“Hingga tanggal 8 Agustus 2018 pukul 08.00 WITA telah terjadi 318 gempa susulan dari gempa M=7.0 (5 Agustus 2018),” demikian tulis BMKG melalui akun Twitter resminya.
Terakhir, gempa susulan kembali terjadi pada Rabu pagi pukul 10.10 WITA dengan kekuatan 4,9 SR di 14 kilometer barat laut Kabupaten Lombok Utara, NTB. Gempa ini dirasakan di Mataram II SIG-BMKG (III-IV MMI), dan di Karangasem I SIG-BMKG (II MMI).
BMKG mengimbau pada masyarakat untuk tidak masuk ke dalam bangunan yang sudah rusak akibat gempa karena dikhawatirkan sewaktu-waktu mungkin dapat runtuh akibat gempa susulan.
Gempa yang terjadi pada Minggu malam telah menyebabkan sebanyak puluhan orang meninggal dunia, ratusan luka-luka, dan ribuan orang mengungsi.
Data sementara dari BNPB menyebutkan hingga Selasa, 7 Agustus, jumlah korban meninggal dunia menjadi 105 orang. Jumlah korban tersebut sebar di beberapa daerah, Lombok Utara 78 orang, Lombok Barat 16 orang, Mataram 4 orang, Lombok Timur 3 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Denpasar 2 orang.
"Korban meninggal masih akan ditemukan. Karena masih ada beberapa korban yang masih tertimpa bangunan roboh. Tim SAR akan terus evakuasi," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Evakuasi korban dilakukan di bangun-bangunan seperti masjid, puskesmas, kantor pemerintahan, maupun tempat publik umum lainnya.
Sedangkan jumlah korban yang mengalami luka-luka bertambah menjadi 236 orang. "Ini masih sementara, kenyataannya masih banyak. Semua belum berhasil dihimpun," kata Sutopo.
Editor: Yuliana Ratnasari