Menuju konten utama

Biografi Zozibini Tunzi, Miss Universe 2019 dari Afrika Selatan

Mengenal Zozibini Tunzi, Miss Universe 2019 dari Afrika Selatan.

Biografi Zozibini Tunzi, Miss Universe 2019 dari Afrika Selatan
Zozibini Tunzi, dari Afrika Selatan, dinobatkan sebagai Miss Universe oleh pendahulunya, Catriona Gray dari Filipina, di kontes Miss Universe 2019 di Tyler Perry Studios di Atlanta, Georgia, AS 8 Desember 2019. REUTERS / Elijah Nouvelage Antarafoto / REUTERS / ELIJAH NOUVELAGE

tirto.id - Miss Afrika Selatan, Zozibini Tunzi memenangkan kontes Miss Universe 2019 pada Minggu (8/12/2019) malam. Ia mengalahkan hampir 90 perempuan lain dari berbagai negara dalam kompetisi tahunan ini.

Diwartakan People, Tunzi (26) adalah seorang profesional publi relations (PR) dan aktivis yang platform perjuangannya berkutat pada perlawanan terhadap kekerasan berbasis gender, demikian tertulis dalam biografinya.

"Dia telah melakukan kampanye di media sosial untuk mengubah narasi seputar stereotip gender. Dia adalah advokat yang bangga terhadap kecantikan alami dan mendorong wanita untuk mencintai diri mereka apa adanya," demikian tertulis di biografi Tunzi.

Tunzi menyisihkan runner-up, Miss Puerto Rico Madison Anderson, serta Miss Mexico Sofía Aragón, yang berada di posisi ketiga.

"Saya sangat gembira," kata Tunzi kepada wartawan setelah kemenangannya.

“Masyarakat telah diprogram untuk waktu yang sangat lama untuk tidak pernah melihat keindahan dari gadis kuolit hitam, tetapi sekarang kita sudah bergerak ke masa di mana wanita seperti aku, akhirnya bisa menemukan tempat di masyarakat, akhirnya bisa tahu kami juga indah," katanya.

Tunzi mengatakan dia membawa "perspektif baru, segar dan berbeda tentang Afrika Selatan." Dan dia berkata dia berharap untuk mengangkat suara-suara lain juga, sehingga mereka dapat didengar.

"Saya percaya apa pun yang kita berikan ke dalam alam semesta selalu kembali kepada kita, dan saya pikir jika kita semua bekerja bersama dan melakukan semua yang kita bisa, sungguh kita dapat membuat perubahan," katanya.

New York Post mewartakan Tunzi dan dua kontestan lain mendapat pertanyaan di sesi penjurian terakhir, yaitu "Apa hal terpenting yang harus Anda ajarkan kepada gadis-gadis muda hari ini?" Dibalut gaun emas dan perak yang mencolok, Tunzi menjawab: "kepemimpinan."

"Ini adalah sesuatu yang telah lama hilang pada gadis dan wanita muda ... karena masyarakat telah memberi label pada wanita harus menjadi apa mereka," katanya.

"Saya pikir kita adalah makhluk paling kuat di dunia, dan kita harus diberi setiap kesempatan, dan itulah yang seharusnya kita ajarkan kepada gadis-gadis muda ini, untuk mengambil peran," lanjut Tunzi.

"Tidak ada yang sepenting mengambil peran di masyarakat dan melibatkan dirimu sendiri," pungkasnya.

Kontes Miss Universe tahun ini, yang disiarkan langsung dari Tyler Perry Studios di Atlanta, menampilkan perempuan-perempuan yang mengesankan dari berbagai latar belakang yang berbeda, termasuk Miss Myanmar, Swe Zin Htet yang membuat sejarah.

Htet (21) adalah kontestan LGBT pertama dalam kontes tersebut, dan baru saja mengungkapkan diri sebagai lesbian beberapa hari yang lalu. Hal itu dikatakan Htet bertepatan dengan saat ia kini menjadi sorotan.

"Jika saya mengatakan bahwa saya seorang lesbian, itu akan berdampak besar pada komunitas LGBTQ di Burma," katanya. Homoseksualitas dianggap sebagai kejahatan di negaranya.

Dijuluki "Superman" oleh para penggemarnya, Htet mengatakan dia berharap untuk membantu mengubah sikap anti-LGBTQ baik melalui keterbukaan publik dan advokasi di masa depan, yang semakin kuat dengan keterlibatannya di Miss Universe.

"Sepertinya saya baru saja memulai babak baru dalam hidup," katanya.

Wajah baru lainnya yang terkenal adalah Miss Ireland Fionnghuala O'Reilly, yang bekerja sebagai NASA Datanaut dan yang telah menggunakan ketenarannya untuk mengadvokasi gadis-gadis muda di bidang STEM.

Baca juga artikel terkait MISS UNIVERSE atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH