tirto.id -
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Purwokerto BI, Ramdan Denny Prakoso dengan didampingi Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menggendong kotak asongan yang berisi lembaran uang kertas baru sambil menawarkan penukaran uang kepada para pedagang, pada Jumat (18/3/2016).
Kegiatan yang dilaksanakan Gerakan Anti-Uang Lusuh dan Anti-Uang Palsu di Kabupaten Cilacap itu menawarkan kepada pedagang yang ingin menukarkan uang mereka yang telah lusuh, tidak layak edar, dan rusak dengan lembaran uang baru itu.
Saat ditemui wartawan, Kepala KPw BI Purwokerto Ramdan Denny Prakoso mengatakan bahwa Bank Indonesia mempunyai kebijakan berupa clean money policy. "Yaitu kebijakan untuk tetap menjaga kondisi uang yang beredar di masyarakat agar tetap bersih, tidak lusuh. Bank Indonesia juga berkewajiban untuk terus menekan tingkat peredaran uang palsu," katanya.
Menurut dia, Kabupaten Cilacap menjadi lokasi pencanangan Gerakan Anti-Uang Lusuh dan Anti-Uang Palsu yang nantinya kegiatan tersebut akan dilaksanakan secara bergilir ke 40 lokasi di seluruh wilayah kerja KPw BI Purwokerto. "Tahun ini, Bank Indonesia Purwokerto akan gerilya di sekitar 40 titik untuk melakukan operasi pasar penukaran uang lusuh menjadi uang baru dan melaksanakan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah," katanya.
Dengan sosialisasi tersebut, dia mengharapkan masyarakat pedesaan mampu membedakan uang rupiah asli dengan uang rupiah yang diragukan keasliannya.
Salah seorang pedagang, Jumirah mengaku senang dengan adanya layanan penukaran uang yang dilakukan secara berkeliling di dalam pasar. "Kami sering direpotkan saat hendak menukar uang rusak karena harus datang ke bank. Kami berharap kegiatan seperti ini rutin diselenggarakan," katanya. (ANT)