tirto.id - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa nilai kredit perbankan per Agustus 2024 mengalami pertumbuhan 11,40 persen year on year (yoy).
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa di sisi penawaran, perkembangan kredit perbankan ditopang oleh minat kredit yang terjaga, pendanaan memadai, realokasi alat likuid perbankan, dan dukungan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM).
“Pertumbuhan kredit juga didukung oleh sisi permintaan yang tetap baik dari korporasi, terutama korporasi di sektor padat modal, sedangkan permintaan kredit korporasi di sektor padat karya perlu terus ditingkatkan,” ujar Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, di Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Perry menambahkan bahwa permintaan kredit rumah tangga masih terjaga, terutama pada sektor properti. Sedangkan secara sektoral, pertumbuhan kredit pada mayoritas sektor ekonomi juga tetap kuat, khususnya sektor industri, listrik, gas, air (LGA), serta sektor pengangkutan.
Berdasarkan kelompok pengguna, kata Perry, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit modal kerja yang naik hingga 10,7 persen yoy, kredit investasi naik menjadi 13,08 persen yoy, serta kredit konsumsi yang turut naik hingga 10,83 persen.
Pembiayaan syariah dan kredit UMKM tumbuh masing-masing mencapai11,61 persen yoy, dan 4,42 persen yoy. BI memproyeksikan pertumbuhan kredit 2024 bakal berada pada batas atas kisaran 10-12 persen.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fadrik Aziz Firdausi