tirto.id - Dana asing masuk (capital inflow) ke Indonesia yang mencapai Rp110 triliun hingga pertengahan Juli ini dinilai dapat menjadi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah. Hal itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo selepas rapat kerja dengan Komisi XI, di Jakarta, Senin (18/7) malam.
"Tanggal 15 Juli ada Rp110 triliun sedangkan tahun lalu, satu tahun Rp55 triliun. Kita melihat bahwa ini baik untuk mendukung penguatan rupiah," ujar Agus.
Ia menuturkan, kenaikan capital inflow tersebut disebabkan oleh instrumen investasi di pasar modal, obligasi, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat.
Dengan sudah disahkan Undang Undang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty, ia meyakini arus modal asing yang masuk ke Tanah Air akan semakin banyak.
"Kalau tadi didiskusikan tentang Tax Amnesty, kita masih merasa sepanjang tahun ini, kuartal empat ada sumber dana masuk yang cukup kuat," kata Agus lagi.
BI memperkirakan, hingga akhir tahun ini, rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berada pada kisaran Rp13.000 per dolar AS.
"Year to date sampai 15 Juli 2016 Rp13.400. Dengan kondisi sekarang ada di kisaran Rp13.090-Rp13.095, akan membuat rata-rata nilai tukar Rp13.000 per dolar AS," ujar Agus.
Sementara itu, untuk 2017, BI memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berada di kisaran Rp13.300-Rp13.600 per dolar AS.
Program Tax Amnesty diyakini dapat membantu menarik arus modal asing ke dalam negeri.
"Program Tax Amnesty yang akan membawa dana masuk ke Indonesia dalam bentuk repatriasi, membuat ketersediaan valas cukup besar," katanya.
Berdasarkan kajian BI, dengan dukungan tax amnesty, secara baseline pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 dapat mencapai 5,3 persen dan 5,7 persen pada 2017.
"Baseline kita, penerimaan negara dalam bentuk tebusan dalam dan luar negeri Rp55 triliun dan repatriasi di kisaran Rp500 triliun," kata Agus pula.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari