Menuju konten utama

BI: Ekspansi Perusahaan Meningkat, Akses Kredit Menurun

Akses terhadap kredit perbankan tidak setinggi kuartal I/2018 tapi secara keseluruhan kondisinya masih terjaga dan cukup baik.

BI: Ekspansi Perusahaan Meningkat, Akses Kredit Menurun
Ilustrasi dunia usaha dan kredit perusahaan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Bank Indonesia (BI) mencatat hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) kuartal II/2018 mengindikasikan kondisi keuangan perusahaan membaik dengan adanya peningkatan indeks ekspansi perusahaan sebesar 52,40 persen dari 50,14 persen. Sementara itu, terjadi penurunan indeks akses kredit perbankan.

Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI, Yati Kurniati menyebutkan likuditas perusahaan pada kuartal II/2018 mengindikasikan peningkatan dari 34,67 persen di kuartal I/2018 menjadi 38,51 persen.

"Jadi, semakin banyak perusahaan yang menjaga kondisi likuiditasnya yang membaik," ujar Yati di Kantor BI Jakarta pada Kamis (12/7/2018).

Sementara itu, kondisi rentabilitas mengalami kenaikan tipis dari 36,79 persen menjadi 37,01 persen. Akses terhadap kredit perbankan mengalami penurunan dari 8,45 menjadi 6,34 persen.

"Akses terhadap kredit perbankan tidak setinggi kuartal I/2018, tapi overall kondisinya masih terjaga dan cukup baik," ucapnya.

Yati mengatakan pelaku dunia usaha tidak hanya bisa melakukan kredit di perbankan untuk melakukan ekspansi. Dengan hasil survei yang ada, ia memperhitungkan 2,11 persen perusahaan beralih ke sumber pembiayaan lain.

"Mereka bisa issue obligasi, issue surat berharga, atau pinjaman luar negeri. Ada alternatif-alternatif pembiayan lain yang bisa mereka ambil, yang mana arahnya memang ke alternatif," jelasnya.

Di tengah kondisi perekonomian global yang bergejolak dan nilai tukar rupiah yang melemah, kenaikan suku bunga acuan dapat menghambat ekspansi perusahaan. Dengan kondisi tersebut, kata dia, perusahaan dapat mengurangi margin.

"Kalau dia enggak mengubah harga. Apa yang dilakukan untuk tetap survive yaitu dengan mereka masih bisa menekan margin keuntungan," ucapnya.

Perusahaan importir besar, kata dia, yang lebih merasakan imbas dari ketidakpastian global, seperti perusahaan farmasi.

Baca juga artikel terkait KINERJA KEUANGAN atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yuliana Ratnasari