Menuju konten utama

Bercanda di Facebook Safety Check Itu Sungguh Tak Lucu

Banyak pengguna Facebook di Indonesia yang bermain-main dengan Facebook Safety Check, menjadikannya bahan bercanda di tengah bencana dan rasa khawatir banyak orang akan keselamatan keluarga dan teman-temannya.

Bercanda di Facebook Safety Check Itu Sungguh Tak Lucu
Ilustrasi Facebook Safety Check. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Tak lama setelah ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur terjadi pada Rabu malam, 24 Mei 2017, Facebook mengaktifkan fitur safety check. Para pengguna Facebook yang terdeteksi menetap di Jakarta bisa memberikan informasi bahwa ia baik-naik saja, butuh bantuan, atau bahkan sedang tak berada di kota itu. Mereka juga bisa menawarkan atau meminta bantuan seperti tumpangan kendaraan, tempat menginap, atau makanan dan minuman.

Setiap pengguna Facebook bisa mengecek apa yang terjadi, siapa yang aman atau butuh bantuan. Misal, seorang yang tinggal jauh di negara lain dan memiliki teman-teman di Indonesia, ia bisa mengecek laman Facebook Safety Check untuk memastikan beberapa teman dalam kondisi yang aman.

Sabhrina Gita Aninta sedang berada di Jerman ketika ledakan terjadi. Ia punya keluarga dan banyak teman di Jakarta. Untuk mengetahui kondisi mereka, Sabhrina mengecek laman safety check. Saat melihat beberapa teman menyatakan dirinya aman dan baik-baik saja, ia merasa lega.

Ia lalu melihat banyak sekali orang yang menggunakan fitur request and offer shelter, food, or supplies. Sabhrina mengira kondisinya sangat serius. Ia mulai khawatir. Tetapi kekhawatiran itu perlahan berubah menjadi kesal dan marah ketika mengetahui ternyata banyak sekali orang yang bercanda dengan permintaan dan tawaran bantuan.

Ada yang mengatakan membutuhkan tumpangan untuk satu orang dengan keterangan, “Butuh someone aja buat nemenin bukber.”

Ada juga yang menyatakan butuh makanan untuk seratus orang dengan keterangan, “Untuk keluarga besar.” Ada pula yang bilang butuh rekan bisnis, butuh teman hidup, butuh perlindungan abang, butuh bensin, butuh makanan dan kuota 10 Gigabita, dan banyak lagi. Permintaan-permintaan tak serius seperti itu ramai sejak Kamis pagi hingga Kamis sore, sehari setelah bom meledak. Mungkin mereka pikir itu lucu.

Beberapa pengguna Facebook bahkan menjadikan laman safety check sebagai lapak berjualan. Ada yang jual mobil, pulsa, sampai kambing betina.

“Kawan-kawan, Indonesia memang humoris dan bahagia, tapi tolong jangan gunakan bencana untuk bercanda. Enggak lucu,” tulis Sabhrina dalam status Facebook-nya, Kamis pagi (25/5).

Status-status bernada geram seperti yang ditulis Sabhrina juga ditulis beberapa pengguna Facebook lainnya. “Melihat fasilitas safety check Facebook yang dipakai bahan bercanda oleh beberapa orang. Muak banget sama yang beginian. Mereka pikir yang mereka lakukan itu lucu,” ungkap Desiyanti Wibarata, pengguna Facebook domisili Bandung.

Infografik Facebook Safety Check

Dua hari sebelum bom di Kampung Melayu, bom bunuh diri juga terjadi di Manchester, Inggris. Pelaku bom meledakkan dirinya di lokasi konser Ariana Grande. Sebanyak 22 orang meninggal dunia. Malam itu, stasiun kereta yang berada tepat di depan lokasi, ditutup. Para penonton yang selamat dan tidak membawa kendaraan pribadi tak bisa pulang. Keluarga korban juga kesulitan ke lokasi kejadian.

Dalam situasi seperti itu, warga Manchester memanfaatkan safety check Facebook dengan baik. Tawaran penginapan dan transportasi membanjiri laman itu. Mereka yang tak memiliki kendaraan bisa menghubungi si pemberi tawaran untuk menumpang. Begitu pula yang ingin ke lokasi untuk menjemput keluarga mereka. Laman itu menjadi wadah komunikasi antara orang asing yang butuh bantuan dan ingin memberikan bantuan.

Bantuan yang ditawarkan bukan hanya transportasi, beberapa orang yang rumahnya tak jauh dari lokasi, menawarkan tempat untuk menginap. Gemma Story menulis di laman safety check, “Kalau ada yang butuh tempat untuk menginap ketika keluarga atau temanmu sedang dirawat di rumah sakit, aku tinggal di Preston, sekitar 30 menit dari Manchester dan menawarkan kamar untuk dua orang.”

Anita Darwish, yang tempat tinggalnya dekat sekali dengan North Manchester General Hospital menawarkan tumpangan. “Aku punya ruangan untuk menginap. Jaraknya hanya dua menit jalan kaki dari North Manchester General Hospital,” tulis Anita.

Semua tawaran bantuan dan permintaan pertolongan bernada serius, tak ada yang bercanda. Beberapa komunikasi juga terjalin di kolom komentar, pertanda bahwa fitur itu bisa benar-benar berguna jika digunakan dengan benar. Berbeda sekali dengan laman safety check bom di Kampung Melayu, Jakarta.

Melucu memang menyenangkan, tetapi harus mengerti waktu dan memahami situasi. Melucu di laman safety check, saat terjadi bencana bukanlah langkah bijak. Ia hanya akan membuat bingung banyak orang dan membuat fitur itu menjadi tak berguna.

Baca juga artikel terkait BOM KAMPUNG MELAYU atau tulisan lainnya dari Wan Ulfa Nur Zuhra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Wan Ulfa Nur Zuhra
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti