Menuju konten utama

Beras Mulai Mahal, Bulog Singgung Harga Gabah Sudah Tinggi

Harga beras ditentukan berdasarkan dua kali harga gabah kering panen. Karenanya, jika harga gabah naik, harga beras pun akan mengikuti.

Beras Mulai Mahal, Bulog Singgung Harga Gabah Sudah Tinggi
Calon pembeli memilih beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (3/7/2024). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/aww.

tirto.id - Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, merespons kenaikan harga beras yang mulai terjadi belakangan ini. Menurut dia, harga gabah kering panen (GKP) saat ini sudah mulai tinggi mencapai Rp7.000 per kilogram (kg).

Dia menjelaskan bahwa harga beras ditentukan berdasarkan dua kali harga GKP. Karenanya, jika harga gabah naik, harga beras pun akan mengikuti. Saat ini, diakuinya, harga pembelian pemerintah (HPP) gabah sudah di atas harga normal.

"Karena sekarang gabah kering panen juga tinggi, walaupun ada panen," ujar dia usai acara Bulog Fun Morning di Jakarta, Minggu (4/8/2024).

Febby juga mengatakan bahwa Bulog menyerap beras dari dalam negeri di sekitar 150.000 tempat penggilingan padi.

Sementara itu, harga beras komersial yang berasal dari Bulog–di luar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)–dibanderol tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp14.900 per kg.

"Kami juga ada komersial, di mana kita membantu dan kami jamin beras ini kami jual tidak pernah di atas HET," ungkap dia.

Merujuk pada panel harga pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Minggu (4/8/2024), harga beras premium sudah melebihi HET yakni Rp15.650 per kg dan harga beras medium dibanderol Rp13.640 per kg.

Diberitakan sebelumnya, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa kenaikan harga beras yang saat ini terjadi disebabkan karena pasokan berkurang akibat masa panen raya di dalam negeri yang berakhir.

Dia pun menuturkan bahwa masa panen raya tercatat terjadi pada April hingga Mei 2024 dan pada Juni hingga Juli 2024 terdapat pengurangan pasokan beras.

"Beberapa faktor yang menjadikan harga beras naik kita sudah masuk pada periode yang bukan panen raya. Panen raya ini terjadi pada April dan Mei dan ini panen raya sudah berakhir," ungkap Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Siklus panen raya disebut selalu terjadi setiap tahun dan di pertengahan tahun memang selalu terjadi defisit cadangan beras di dalam negeri.

"Saat kita selesai dengan masa panen artinya jumlah pasokan beras di pasar mulai menurun. Ini yang mendorong terjadinya kenaikan harga beras," ujar dia.

Baca juga artikel terkait HARGA PANGAN atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Fadrik Aziz Firdausi