Menuju konten utama

Berapa Kali Inggris Lolos Final EURO dan Apakah Pernah Juara?

Berapa kali Inggris juara EURO dan berapa kali pula The Three Lions lolos final Piala Eropa? Cek rekor Inggris dalam adu penalti di EURO.

Berapa Kali Inggris Lolos Final EURO dan Apakah Pernah Juara?
Bukayo Saka, kanan, merayakan dengan pemain Inggris Phil Foden, kiri, dan pemain Inggris Harry Kane setelah mencetak gol ke-3 timnya selama pertandingan sepak bola babak 16 besar Piala Dunia antara Inggris dan Senegal, di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Minggu , 4 Desember 2022. (AP Photo/Ariel Schalit)

tirto.id - Berapa kali Inggris juara EURO sepanjang masa? Berapa kali pula The Three Lions lolos final Piala Eropa? Pada era Gareth Southgate menjadi pelatih, Timnas Inggris tercatat beberapa kali nyaris masuk final kejuaraan seperti Piala Dunia dan EURO. Apakah di Piala Eropa 2024 peruntungan mereka bakal berubah?

Inggris memang termasuk negara elite di EURO. The Three Lions bahkan masuk pot 1 dalam undian EURO 2024 bersama Jerman sang tuan rumah, Portugal, Prancis, Spanyol, dan Belgia. Namun, urusan gelar juara Piala Eropa, Inggris belum pernah sekali saja jadi jawara di level kontinental UEFA.

Inggris tercatat sudah 10 kali berkiprah di putaran final EURO. Ini terhitung sejak debut mereka pada edisi 1968 hingga terakhir 2020 (2021) lalu. Lolosnya Inggris ke EURO 2024 Jerman, sekaligus jadi kali ke-11 The Three Lions tampil di putaran final.

Inggris memang tercatat sekali jadi juara Piala Dunia pada edisi 1966. Namun, nyatanya The Three Lions sejauh ini belum mampu menggapai trofi Eropa. Pencapaian terjauh Inggris adalah menjadi runner-upEURO 2020 (2021) lalu.

Inggris bertindak sebagai tuan rumah di partai final, harus takluk dari Italia lewat adu penalti. Kekalahan di Stadion Wembley, London tersebut membuat dahaga gelar The Three Lions makin panjang. Sejak terakhir kali mendapatkan Jules Rimet (trofi Piala Dunia lama) sudah 58 tahun berlalu bagi Inggris tanpa trofi.

Berapa Kali Inggris Lolos Final EURO & Berapa Kali Kalah Adu Penalti?

Dalam sejarahnya tampil 10 kali di putaran pertama Piala Eropa, langkah terjauh Inggris hanyalah sekali menjadi runner-up dan 2 kali menjadi semifinalis. Total 3 kesempatan itu bisa dibilang menjadi momentum emas bagi The Three Lions untuk menaklukkan Eropa. Nahasnya, dalam 2 dari 3 momentum itu, Inggris gagal via adu penalti.

Kegagalan paling menyakitkan Inggris salah satunya tercipta di EURO 2020 lalu. Ketika itu, Piala Eropa digelar di 11 kota berbeda di Eropa. Beruntungnya, Inggris mendapatkan jatah sebagai tuan rumah partai final yang berlangsung di Stadion Wembley, London.

Bak gayung bersambut, Inggris tampil cukup meyakinkan untuk lolos ke final. Pada fase gugur, The Three Lions secara beruntun menyingkiran Jerman (2-0), Ukraina (4-0), serta Denmark (2-1). Di partai puncak, Inggris dipertemukan dengan Italia.

Harapan besar sempat dimiliki Inggris ketika tampil di final. Bermain di hadapan mayoritas pendukungnya, The Three Lions langsung mencetak gol cepat di menit ke-2 oleh Luke Shaw. Hanya saja, kubu Italia membalas lewat Leonardo Bonucci menit ke-67.

Optimisme Inggris tetap membumbung tinggi saat laga harus diakhiri via adu penalti. Kiper The Three Lions, Jordan Pickford menepis eksekutor ke-2 Italia, Andrea Belotti. Situasi tersebut membuat Inggris sempat memimpin 2-1 dalam adu tos-tosan.

Namun, harapan Inggris untuk segera mengecup perak Henri Delaunay (trofi EURO) sirna, ketika 3 eksekutor berikutnya gagal memanfaatkan momen. Masing-masing Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka tak mampu memasukkan bola ke gawang Italia yang dijaga Gianluigi Donnarumma.

Kekalahan Inggris di final EURO 2020 seolah membuka luka lama mereka ihwal adu penalti. Pasalnya, sejak 1996 hingga edisi 2020, The Three Lions selalu gagal melewati adu tos-tosan.

Jika dirangkum sejak 1996, Inggris sudah kalah 4 kali kalah lewat adu penalti dari 5 kesempatan tampil di fase gugur. Kekalahan 2020 sekaligus membuka kenangan pahit Inggris ketika takluk dari Italia di perempat final EURO 2012.

Inggris yang pada edisi 2012 lalu diperkuat Wayne Rooney hingga Steven Gerrard, dipaksa terpukau menyaksikan gelandang Italia, Andrea Pirlo dengan jitu melakukan aksi panenka ke gawang Joe Hart.

Kenangan pahit tentunya juga dirasakan pelatih Inggris di EURO 2020, Gareth Southgate. Pasalnya, ia adalah salah pemain yang membuat Inggris gagal meraih gelar EURO 1996 ketika turnamen juga digelar di kandangnya sendiri.

EURO 1996 dianggap Inggris sebagai momentum besar untuk segera memenangkan EURO. Itu adalah tahun yang sama ketika Frank Skinner dan David Baddiel menulis lagu “Fotball's Coming Home”, yang kini jadi slogan suporter Inggris saat menghadapi turnamen besar.

Penampilan Inggris 1996 kala itu cukup meyakinkan usai tak terkalahkan di fase grup. Memasuki knockout, Pasukan Tiga Singa yang diperkuat Alan Shearer hingga Teddy Sheringham, lantas menumbangkan Spanyol di perempat final.

Selanjutnya, di semifinal, Inggris harus tersingkir oleh Jerman via adu penalti. Gareth Southgate kala itu jadi satu-satunya penendang Inggris yang gagal. Pada akhirnya satu-satunya momen ketika Inggris bermain sebagai tuan rumah penuh, harus berakhir dengan tanpa gelar.

Momentum emas juga dirasakan Inggris di EURO 1968 sebagai turnamen debutnya. Kala itu, Inggris datang dengan status juara Piala Dunia. Sejumlah nama yang meraih gelar dunia tersebut, seperti Bobby Charlton dan Bobby Moore masih memperkuat Inggris.

Skuad juara Dunia itu pada akhirnya harus takluk dari Yugoslavia. Lebih menyakitkan, Bobby Moore dan kawan-kawan harus tumbang dari Yugoslavia lewat gol di menit-menit akhir yang diciptakan Dragan Dzajic.

Inggris memasuki EURO 2024 dengan ambisi besar untuk meraih gelar Eropa pertama kalinya dalam sejarah. Momentum bagus dimiliki The Three Lions karena mereka memiliki skuad relatif mentereng.

L

Ada Jude Bellingham yang namanya dijagokan menang Ballon d’Or 2024. Ada pula Harry Kane yang berstatus sebagai pemegang sepatu emas Eropa musim 2023/2024. Belum lagi deretan bintang muda serta tambahan eks skuad EURO 2020.

Dengan skuad bintang, Inggris bisa dibilang tampil pas-pasan. Namun momentum didapatkan Inggris, lantaran mereka tak sekalipun dihadapkan tim besar hingga mampu lolos ke semifinal.

Luka lama perlahan juga dipendam Pasukan Tiga Singa saat melalui Swiss di perempat final lewat cara adu penalti. Sebab itu jadi kemenangan adu tos-tosan pertama Inggris di Piala Eropa sejak terakhir 1996 silam.

Gareth Southgate selaku pelatih mulai menebus kegagalannya 1996 silam saat menjadi pemain. Begitu juga dengan pemainnya saat ini, Bukayo Saka. Tiga tahun lalu, bintang muda Arsenal itu adalah satu eksekutor penalti Inggris yang gagal mengeksekusi bola di partai final. Sebaliknya, Saka kali ini menjadi salah satu penentu kemenangan The Three Lions menuju semifinal.

Kemampuan penalti menjadi salah satu modal besar Inggris untuk membayar kekalahan di masa lalu. Lewat kemenangan kontra Swiss, The Three Lions membuktikan diri bahwa mereka tak lagi kikuk di titik penalti.

Inggris bahkan kini punya eksekutor setenang Ivan Toney yang mampu menceploskan bola tanpa sepenuhnya melirik ke arah gawang. Nampaknya, mereka tak harus lagi merana andaipun dihadapkan dengan situasi yang sama. Namun langkah Inggris untuk mengejar trofi Eropa perdana masih harus dilalui lewat hadangan Belanda di semifinal. Mampukah Tiga Singa?

Berikut ini rekap perjalanan Inggris di EURO sepanjang masa:

  • 1960: Tak berpartisipasi
  • 1964: Tidak lolos
  • 1968: Peringkat ke-3
  • 1972: Tidak lolos
  • 1976: Tidak lolos
  • 1980: Fase grup
  • 1984: Tidak lolos
  • 1988: Fase grup
  • 1992: Fase grup
  • 1996: Semi-final
  • 2000: Fase grup
  • 2004: Fase grup
  • 2008: Tidak lolos
  • 2012: Perempat final
  • 2016: 16 besar
  • 2020: Runners-up

Baca juga artikel terkait EURO 2024 atau tulisan lainnya dari Dicky Setyawan

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Dicky Setyawan
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Fitra Firdaus