Menuju konten utama

Berapa Hari Libur Isra Miraj 2023, Apakah Senin Cuti Bersama?

Berapa hari libur Isra Miraj 2023, apakah 19 Februari cuti bersama?

Berapa Hari Libur Isra Miraj 2023, Apakah Senin Cuti Bersama?
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kedua kanan) menyampaikan sambutan saat menghadiri peringatan Isra Miraj di Gedung Islamic Center, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (18/2/2023). ANTARA FOTO/Moch Asim/hp.

tirto.id - Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW diperingati setiap 27 Rajab 1444 H. Pada tahun ini Isra Miraj jatuh pada Sabtu, 18 Februari 2023.

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 1066/3/3 Tahun 2022 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023, peringatan peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW pada Sabtu, 18 Februari 2023 ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Mengutip bukuKeajaiban Peristiwa Isra’ Mi’raj oleh Abu Ubaidah, peristiwa Isra’ Miraj merupakan mukjizat dan tanda besar Allah tentang kebenaran Nabi Muhammad AS dan risalah yang diembannya.

Peristiwa dahsyat ini bukan hanya peristiwa yang terjadi di bumi semata, melainkan peristiwa dahsyat yang berhubungan dengan bumi dan langit. Suatu hal yang tidak pernah terjadi dalam peristiwa lainnya.

Peristiwa ini merupakan alasan utama bulan Rajab menjadi bulan haram atau bulan istimewa bagi umat Islam. Sehingga, bagi umat Islam, puasa di bulan Rajab adalah salah satu cara mendapatkan pahala berlipat.

Sejarah Singkat Isra Miraj

Tanggal 27 Rajab pada tahun ke 10 kenabian, Rasulullah Muhammad SAW mengalami peristiwa Isra Miraj. Isra’ Miraj adalah peristiwa perjalanan Rasulullah dan Malaikat Jibril di malam hari dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis.

Kemudian setelah dari Baitul Maqdis di Yerusalem, Rasulullah melanjutkan perjalanan ke Sidratul Muntaha, melewati 7 langit.

Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad diperlihatkan ke berbagai keadaan menakjubkan, setiap melewati lapisan langit, Nabi Muhammad dipertemukan dengan nabi-nabi pendahulu, termasuk Nabi Adam AS, Nabi Isa AS, Nabi Yahya AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Idris AS, Nabi Harus AS, Nabi Musa As, dan Nabi Ibrahim AS.

Pada perjalanan ini Nabi Muhammad SAW menerima langsung perintah salat dari Allah SWT untuk umat Islam. Awalnya, jumlahnya 50 kali sehari. Namun, setiap kali Rasulullah turun, Nabi Musa mengingatkan beliau bahwa jumlah tersebut terlalu besar. Nabi diminta meminta keringanan, hingga tersisa 5 kali sehari semalam, dan beliau malu untuk memohon lebih sedikit lagi.

Sehingga, sejak saat itu, seluruh umat Islam wajib menjalankan perintah salat 5 waktu sehari semalam. Mengutip laman Kemenag, salat pun akan menjadi amalan yang pertama kali dihisab pada hari kiamat sebagaimana sabda Nabi Muhammad:

“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah salatnya. Maka, jika salatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika salatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman: ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki salat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari salat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (H.R. Tirmidzi).

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra