tirto.id - “Kami tidak banyak mendengarkan radio, dan di dalam mobil kita punya SD card,” kata Benjamin Stage Storm, seorang dokter yang tinggal di Bodo, Nordland Norwegia. Storm lebih sering mendengar lagu yang terlebih dulu disimpan pada SD card.
Pernyataan tersebut diungkapkan menanggapi keputusan penutupan stasiun radio FM oleh pemerintah Norwegia baru-baru ini. Pemerintah Norwegia mengalihkan siaran radio FM ke perangkat radio Digital Audio Broadcasting (DAB). Menurut Benjamin, perubahan itu bukan menjadi masalah besar bagi dirinya maupun keluarganya.
“Kami mendengar acara radio, tetapi kami mendapatkannya dari podcast atau SD card,” imbuhnya lagi kepada New York Times.
Kebijakan mematikan siaran radio FM per 11 Januari 2017 merupakan sejarah baru bagi perjalanan telekomunikasi Norwegia, Eropa bahkan dunia. Menurut NRK, stasiun radio di Norwegia, media pemerintah Norwegia yang juga menyediakan layanan informasi berita lewat radio, langkah penghentian siaran radio FM beralih ke siaran audio berbasis digital agar dapat menawarkan berbagai pilihan penyiaran yang lebih luas dan kualitas suara yang lebih baik.
Perubahan ini terjadi dari daerah ke daerah, dimulai dari Nordland di Norwegia bagian utara. Oslo, ibukota Norwegia, menurut jadwal akan mematikan siaran radio FM pada bulan September mendatang hingga 13 Desember nanti.
Digital Audio Broadcasting (DAB) atau diterjemahkan menjadi penyiaran audio digital adalah standar penyiaran radio digital yang memang telah digunakan di beberapa negara Eropa dan Asia Pasifik. DAB sendiri dalam sejarahnya seperti ditulis Brian O’Neill dalam jurnal berjudul "DAB Eureka-147: a European Vision for Digital Radio" menyebut mulai menjadi proyek penelitian di Eropa pada tahun 1980-an.
Radio digital juga berbeda dari radio internet. Radio internet memerlukan koneksi internet dan perangkat penangkap berbasis internet, sedangkan radio digital tidak membutuhkan internet layaknya radio berjenis FM maupun AM. Perbedaan antara radio FM dengan digital praktis hanya di gelombang penerima dan tetap membutuhkan perangkat sendiri untuk menangkap sinyal radio digital dan memutarnya.
Menyoal kualitas suara, kualitas dari sinyal gelombang radio digital yang diubah menjadi suara adalah setara dengan kualitas suara dari CD yang sedang diputar.
Norwegia nyatanya juga menjadi negara pertama di dunia yang meluncurkan stasiun penyiaran radio berbasis digital lewat Norwegia Broadcasting Corporation (NRK) pada 1 Juni 1995, disusul oleh BBC dan Radio Swedia pada bulan September 1995. Sejak itu pula, Norwegia telah mempersiapkan transisi dari siaran FM ke digital.
Jaringan stasiun radio di Norwegia sendiri memang banyak disuplai dari stasiun-stasiun radio milik pemerintah. NRK selaku saluran radio pemerintah memiliki setidaknya 3 cabang saluran besar yang mengisi kebutuhan pendengar radio rakyat Norwegia.
RK P1 sebagai saluran terbesar dan utama yang menyajikan headline berita tiap jam dan berbagai acara lainnya. NRK P2 sebagai saluran budaya yang berisi musik klasik dan program berita pagi, dan NRK P3 sebagai saluran anak muda yang banyak menyajikan musik Norwegia dan acara populer lainnya. Tiga saluran besar ini masih terbagi lagi dalam beberapa saluran sesuai dengan spesifikasi dan spesialisasi program.
Stasiun radio komersial lain di Norwegia seperti P4 menyediakan beragam informasi berita hingga hiburan. Ada juga Radio Norge yang menyiarkan musik populer dan masih banyak lagi stasiun radio regional yang berdiri dan melayani di area jangkauan kota-kota besar setempat.
Namun, sebuah jajak pendapat di surat kabar lokal Dagbladet pada bulan Desember 2016 lalu menyebutkan bahwa 66 persen dari orang Norwegia menentang keputusan pemerintah yang mematikan siaran Radio FM, dengan hanya 17 persen dukungan rakyat Norwegia. Dari jajak pendapat itu juga didapati data bahwa sekitar tiga perempat orang Norwegia memiliki setidaknya satu set radio DAB.
Konversi perangkat radio FM ke DAB di mobil menelan biaya antara 110 hingga 220 euro.
"Ini benar-benar bodoh, saya tidak perlu saluran yang lebih dari yang sudah ada," kata Eivind Sethov, 76, seperti dikutip AFP di Oslo, Norwegia. "Ini terlalu mahal. Aku akan menunggu sampai harga adapter turun sebelum mendapatkan satu untuk mobil saya."
Permintaan radio digital tentu meningkat.
"Penjualan radio DAB meledak sebelum Natal, dan penjualannya mencapai tiga kali lipat selama beberapa bulan terakhir," kata Camilla Tully selaku juru bicara Clas Ohlson, penyedia perangkat keras multimedia di Eropa dalam sebuah wawancara telepon dengan New York Times. "Sebelum Natal, kami menjual beberapa model. Hari-hari ini permintaan sangat tinggi di Nordland, baik untuk DAB radio dan DAB adapter untuk stereo mobil."
Ketika menyalakan radio digital, perpindahan dari satu saluran ke saluran lain tentu lebih halus layaknya mengubah satu judul lagu ke lagu berikutnya di pemutar musik. Berbeda dengan radio FM yang masih terdapat noise untuk mencapai frekuensi saluran yang diinginkan.
Ada pertimbangan lain dari pemerintah Norwegia terkiat topografi negara tersebut yang memiliki pegunungan Fjord dan lainnya dan jika tetap memakai dua saluran baik FM maupun digital yang diklaim memerlukan biaya infrastruktur sangat mahal.
Gangguan sinyal yang masih dapat ditemui di radio FM diminimalisir oleh radio digital, yang dalam kondisi apapun suara yang dihasilkan lewat sinyal gelombangnya lebih jernih dan tahan gangguan.
Stasiun radio lokal bagaimanapun masih tetap menyiarkan siaran radio FM sampai tahun 2022 seperti dilaporkan media lokal The Local.
Rencananya, negara-negara Eropa lainnya akan menyusul untuk bermigrasi meninggalkan radio FM dan beralih penuh menggunakan DAB. Menurut WorldDAB Global Summary, Swiss telah mematok perpindahan progresifnya ke radio digital antara tahun 2020 sampai 2024. Sedangkan Denmark dan Swedia akan mengevaluasi terkait penghentian radio FM pada 2022 mendatang.
Penulis: Tony Firman
Editor: Maulida Sri Handayani