Menuju konten utama

Benarkah Virus Corona Berasal dari Ular yang Dimakan Manusia?

Apakah virus corona berasal dari hewan di pasar Cina?

Benarkah Virus Corona Berasal dari Ular yang Dimakan Manusia?
Ilustrasi Virus Korona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sejak virus corona atau 2019-nCoV menyebar pada Desember 2019 lalu, muncul informasi yang menyebutkan coronavirus ini berasal dari orang yang memakan hewan liar seperti ular dan kelelawar. Sebab, sejumlah kasus virus corona pertama diduga berasal dari pasar seafood dan hewan liar di Wuhan, Cina.

"Ini kemungkinan berasal dari beberapa hewan dan melompat ke manusia," kata Dr. Isaac Bogoch, spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Umum Toronto, seperti dikutip Global News.

“Di pasar, atau di mana pun hewan dan manusia bisa melakukan kontak dekat satu sama lain, kami melihat ini bisa menular. Itulah yang terjadi dengan wabah SARS pada tahun 2002."

Sejumlah informasi yang telah beredar, menunjukkan penyebaran virus corona disebabkan oleh orang yang makan kelelawar atau ular, tetapi belum ada peneliti yang mengonfirmasi hal ini.

Dokter dan peneliti masih mencari asal-usul virus corona, bagaimana itu bisa menular ke manusia, menyebar lewat apa, dan apa yang dapat dilakukan untuk membasmi virus itu.

Pada hari-hari awal wabah, teori yang berlaku menyatakan virus berasal dari "pasar hewan" di Cina. Pasar ini menjual hewan hidup bersama dengan daging dan hasil bumi, dan ada pula hewan-hewan yang ditangkap di alam liar.

Akan tetapi, para ahli mengatakan asal muasal coronavirus kemungkinan lebih kompleks, dan mendorong penelitian yang lebih lanjut mengenai sumber penyakit. Dikenal sebagai coronavirus 2019-novel (2019-nCoV), penyakit ini diduga berasal dari pusat kota Wuhan di Cina, yang sekarang sedang diisolasi.

Memahami asal-usul penyakit adalah hal penting untuk membantu dan mencegah penyebarannya. Susunan genetik virus dapat membantu pembuatan vaksin dan perawatan yang direkomendasikan. Detail dari asal-usul virusjuga dapat membantu pembuat kebijakan memikirkan bagaimana mencegah wabah di masa depan.

Namun, ara peneliti masih jauh dari mengetahui dari mana 2019-nCoV berasal, kata Nancy Messonier, direktur Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernapasan Nasional pada konferensi pers, Senin (26/1/2020), seperti dikutip Popular Science.

Laporan awal soal 2019-nCoV menunjukkan, kasus coronavirus memiliki koneksi dengan Pasar Makanan Laut Huanan di kota Wuhan. Pada Senin, media pemerintah Cina melaporkan, 585 sampel yang diambil di pasar menghasilkan 33 kecocokan dengan DNA virus corona, 31 di antaranya yaitu area yang menjual berang-berang dan ular.

"Hasilnya menunjukkan, wabah coronavirus baru sangat relevan dengan perdagangan hewan liar," lapor media pemerintah Cina, Xinhua.

Penelitian dari luar terhadap penyakit itu menunjukkan, virus mungkin tidak datang dari pasar, tetapi virus itu yang mendatangi pasar. Spesialis penyakit menular Universitas Georgetown Daniel Lucey mencatat, virus tersebut tampaknya memiliki masa inkubasi hingga 14 hari dan kasus yang dilaporkan pertama kali muncul pada 1 Desember, kemungkinan infeksi manusia awal terjadi pada bulan November.

Dan karena virus hanya menunjukkan gejala seperti flu pada banyak orang, siapa pun dapat menyebarkannya ke orang lain jauh sebelum petugas kesehatan tahu mengenai virus ini. Virus ini bisa menginfeksi manusia bahkan sebelum sampai ke pasar di bawah pengawasan. Asal-usul 2019-nCoV tetap misterius, tetapi Huanan — atau pasar lainnya — mungkin telah membantu penyebaran.

Namun tidak hanya pasar yang membantu penyebaran virus ini. Kebiasaan lain yang tampaknya bisa membantu penyebaran virus ini adalah peternakan dan bepergian. Bahkan rantai makanan di Amerika Serikat bisa menyebarkan penularan melalui makanan mulai dari selada hingga daging sapi. Asal-usul 2019-nCoV adalah jaring kusut yang harus dipecahkan.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH