Menuju konten utama

Benarkah Semprot Air di Jalan Bisa Kurangi Polusi Udara Jakarta?

Viral penyemprotan air di Jakarta untuk atasi masalah polusi udara Jakarta, apakah hal tersebut efektif untuk dilakukan?

Benarkah Semprot Air di Jalan Bisa Kurangi Polusi Udara Jakarta?
Kendaraan water canon Brimob Polda Metro Jaya menyemprotkan air di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (23/8/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id - Pemprov DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya akhir-akhir ini melakukan semprot air di sejumlah ruas jalan Ibu Kota Jakarta. Ini dilakukan sebagai upaya mengurangi polusi udara Jakarta yang semakin memburuk dalam beberapa pekan terakhir. Lalu, benarkah semprot air bisa kurangi polusi udara Jakarta?

Polusi udara, terutama di daerah perkotaan, merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena memiliki efek berbahaya pada kesehatan, kelangsungan hidup, dan aktivitas manusia serta organisme hidup lainnya.

Morand and Maesano dalam studinya yang berjudul "Air Pollution: From Sources of Emissions to Health Effects" menulis bahwa semua zat kimia, biologis dan fisik kimia, biologi, dan fisik yang mengubah karakteristik alami atmosfer disebut sebagai "polutan udara".

Polutan udara timbul baik dari proses alami seperti aktivitas gunung berapi, lautan, hutan. Juga karena aktivitas manusia misalnya pembakaran bahan bakar fosil, transportasi, emisi pembangkit listrik atau emisi dari proses industri lainnya.

Benarkah Semprot Air Bisa Kurangi Polusi Udara?

Warganet banyak berkomentar sinis mengenai tindakan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta ini, mereka menilai bahwa semprot air bukanlah cara yang tepat untuk mengurangi polusi udara di Jakarta.

Pasalnya, air yang disemprotkan itu tidak akan menyelesaikan akar masalah yang menyebabkan polusi udara di Jakarta.

Alih-alih menuntaskan masalah, air yang disemprotkan menurut hasil penelitiandari Fengzhu Tan dkk pada 2021 berjudul “Large-Scale Spraying of Roads with Water Contributes to, Rather Than Prevents, Air Pollution” malah akan memperburuk keadaan.

Studi menemukan bahwa penyemprotan air keran atau air sungai dalam jumlah besar di jalan raya dapat meningkatkan konsentrasi dan kelembaban PM2.5, dan penyemprotan yang dilakukan secara terus menerus setiap hari menghasilkan efek kumulatif terhadap polusi udara.

Penyemprotan air dalam jumlah yang sama menghasilkan peningkatan lebih besar pada kelembaban dan konsentrasi PM2.5 selama musim gugur dan musim dingin daripada selama musim panas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyemprotan jalan dengan air meningkatkan konsentrasi PM2.5, bukannya menurunkan polusi udara, malah meningkatkan sumber baru aerosol antropogenik dan polusi udara.

Kandungan uap yang lebih tinggi dan kelembaban yang dihasilkan kemungkinan besar menciptakan kondisi meteorologi yang tidak menguntungkan untuk penyebaran polusi udara.

Dalam penelitian ini, dampak penyemprotan air terhadap konsentrasi PM2.5 dan kelembaban di udara dinilai dengan mengukur komposisi kimiawi air, melakukan percobaan penyemprotan air secara simulasi, mengukur residu, dan menganalisis data yang relevan.

Baca juga artikel terkait POLUSI UDARA JAKARTA atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari