Menuju konten utama
Periksa Fakta

Benarkah Massa #2019GantiPresiden Mendemo Markobar?

Kami menelusuri apakah benar #2019GantiPresiden di Solo mendemo warung Markobar milik putra Jokowi, Gibran Rakabuming.

Benarkah Massa #2019GantiPresiden Mendemo Markobar?
Fact Check FB terkait foto viral massa demonstrasi depan warung Markobar Solo. FOTO/Screenshot/Facebook/PakdeJokowiku

tirto.id - Laman Facebook @pakdejokowiku pada 2 Juli 2018, 7.00 am memuat unggahan bertuliskan “Istri, anak dan keluarga, saya jauhkan dari urusan politik. Jadi kalau kalian demo ganti Presiden di depan bisnisnya Gibran, terus apa hubungannya? Demo silahkan, tapi mbok yang pinter dikit.”

Unggahan tersebut menyertakan sebuah foto yang memperlihatkan massa berkumpul di sebuah jalan raya. Mereka mengenakan kaos bertuliskan tagar #2019gantipresiden. Di belakang massa yang berkumpul itu, terlihat jelas bangunan berpapan nama "MARKOBAR" dan spanduk kuning bertuliskan Markobar, Kota Barat.

Inti unggahan adalah kritik terhadap massa yang berkumpul (seperti tergambar di dalam foto). Massa yang berdemonstrasi itu disebut salah alamat. Massa disebut tidak dapat membedakan urusan politik dengan urusan keluarga presiden. Akun @pakdejokowiku menulis dengan seolah-olah bersuara atas nama Presiden Jokowi. Hingga 2 Juli 2017 pukul 15.30 WIB, unggahan itu telah mendapatkan respons komentar hingga 4,4 ribu.

Sementara, konten dengan pesan serupa, ditemukan pada twit akun twitter Goenawan Mohamad. Pada 1 Juli 2018, 7.15 pm, akun itu menulis:

"Mendemo restoran martabak (hanya karena milik sah Gibran @jokowi) adalah praktek politik yang tak pantas. Yang bagus: ditanggapi dgn humor, bukan marah."

Intinya, kegiatan massa yang berkumpul di dalam foto itu disebut sebagai "mendemo restoran martabak" milik Gibran, putra Presiden Jokowi. Tidak hanya foto massa yang ditampilkan dalam cuitan @gm_gm itu, tetapi juga foto Gibran dengan teks, “Waduh mas antrinya kepagian.. Markobar belum buka tuh.. ”

Kedua foto digabung dalam model strip komik. Gambar cuitan tersebut mencoba membingkai kegiatan massa yang berkumpul sebagai demo restoran martabak. Twit itu mendapatkan respons 347 retweet (cuitan ulang) dan 462 likes (disuka). Termasuk, 189 komentar atas ciutan itu, per 2 Juli 2018, pukul 16.30 WIB.

Fakta Lokasi Foto: Jalan Dr. Moewardi, Surakarta

Lokasi tempat berkumpul massa dalam foto itu adalah Jalan Dr. Moewardi, Surakarta. Hal ini didapat melalui penelusuran street view Google Maps (data Juni 2017). Citra street view menampilkan bangunan Perguruan Muhammadiyah Kottabarat, papan bertuliskan Zara Billa, dan spanduk nama warung Es Kobar.

Sayangnya, saat data citra street view diambil, bangunan lokasi Markobar belum terlihat seperti saat ini. Namun, keterangan akun Twitter resmi Markobar 1996 dan akun Instagram-nya menegaskan warung martabak Markobar milik Gibran Rakabuming Raka memiliki cabang di jalan itu.

Istri dari pemilik warung Es Kobar (warung di sebelah Markobar), Hardiman, saat dihubungi Tirto (2/7) turut membenarkan Jalan Dr. Moewardi, Surakarta sebagai lokasi foto yang berbedar itu. Akun Twitter Markobar 1996 bahkan turun berkomentar atas viralnya foto itu di media sosial. Dengan nada bercanda, akun itu menyebut sudah ada yang sejak pagi antre di depan warung Markobar.

“Tadi ada yang pagi-pagi udah antri Markobar,” demikian bunyi twit akun itu pada 1 Juli 2018, pukul 2.28 am, sembari membagi foto yang sama.

Fakta Kegiatan: Jalan Sehat Bersama, Deklarasi #2019GantiPresiden

Lantas, apakah massa yang berkumpul benar melakukan demonstrasi? Mendemo warung Makobar milik Gibran, putra Presiden Jokowi, seperti disebut beberapa unggahan di media sosial?

Endro Sudarsono, Humas Laskar Umat Islam Surakarta, saat dihubungi Tirto membenarkan adanya massa yang berkumpul dalam kegiatan dalam foto itu. Kegiatan tersebut adalah jalan sehat bersama yang diselenggarakan oleh Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS). Endro menjadi salah satu panitia untuk kegiatan itu.

“Jadi kegiatan kita atas nama dewan syariah kota Surakarta, kemarin [1 Juli 2018] mengadakan kegiatan jalan sehat. Itu dari dewan syariah (DSKS), yang didukung oleh dari Majelis Mujahidin, kemudian, dari Kota Muhammadiyah, kemudian dari Laskar Umat Islam Surakarta, kemudian dari Brigade Al-Islam, kemudian dari FOSIKOM (Forum Silaturahmi dan Komunikasi Remaja Masjid), beberapa elemen bergabung bersama kami,” ucapnya.

Endro yang juga bergabung dalam Divisi Advokasi DSKS menjelaskan lebih lanjut b ahwaAcara jalan sehat bersama itu memang punya dua maksud. Pertama, sebagai sarana edukasi masyarakat soal suksesi nasional, salah satunya pemilu. Kedua, sebagai sarana aspirasi masyarakat atas kecemasan dan kekhawatiran terkait dengan kondisi ekonomi, tenaga kerja, penegakan hukum, dan keadaan sosial yang kurang baik.

Endro tidak menyangkal bahwa kegiatan jalan sehat bersama itu turut memuat deklarasi #2019GantiPresiden. Endro bahkan mengirimkan beberapa link video kepada Tirto terkait dengan acara itu. Salah satunya berjudul “Deklarasi 2019 Ganti Presiden di Solo Dihadiri Ribuan Masyarakat” dari Panjimas TV. Ia juga menyebut beberapa tokoh hadir dalam acara itu, salah satunya Neno Warisman.

“Iya. Jadi memang jalan sehat #2019GantiPresiden,” tegasnya.

Namun, ia juga menjelaskan bahwa kegiatan itu hanyalah seruan moral dan bentuk kekecewaan terhadap Presiden Jokowi. Endro memastikan acaranya bukan diinisiasi partai politik tertentu atau berhubungan dengan momen pemilihan gubernur yang baru saja berlangsung.

“Kami bukan dari partai politik tertentu. Dan kami tidak ada hubungan dengan pilgub. Enggak ada. [Acara] kami memang seruan moral terhadap beberapa pihak yang kecewa terhadap Presiden Jokowi,” ujarnya.

Sementara itu, terkait dengan tuduhan bahwa massa yang berkumpul sengaja mengambil lokasi depan Markobar, Endro menyebut hal itu kebetulan saja. Tidak ada tendensi apapun terkait dengan kegiatan niaga warung Markobar ataupun warung lainnya disepanjang Jalan Dr. Moewardi, Surakarta.

“Lah terkait dengan Makobar, Martabak Kota Barat, kebetulan saja ada di jalan Kotabarat. Tidak ada tendensi politik atau tendensi apapun, terkait dengan niaga yang dilakukan oleh siapapun di sepanjang jalan di Kottabarat,” ungkapnya.

Kegiatan jalan sehat bersama dan acara #2019GantiPresiden pada 1 Juli 2018 itu berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga 10.30 WIB. Acara tidak saja berlangsung di lokasi seperti dalam foto yang beredar.

“[Dari lokasi foto] itu [kami] ke selatan dahulu, terus nanti ada perempatan Gandengan, itu masuk Jalan Slamet Riyadi, terus ke timur, perempatan Novotel, itu juga masih Slamet Riyadi, kemudian ke utara itu Jalan Gajah Mada, hingga Monumen Pers. Lah, setelah itu ke barat lagi, hingga ke Kotabarat,” ucap Endro.

Warung Markobar sendiri diketahui buka dari pukul 17.00 WIB hingga 23.00 WIB. Artinya, memang benar tidak tepat konteksnya jika maksud dari massa yang berkumpul adalah untuk mendemo warung martabak Markorbar. Warung Markobar belum buka saat kegiatan berlangsung.

Kesimpulan

Hasil periksa fakta atas foto massa berkumpul dan berkaos #2019GantiPresiden yang viral di media sosial tidak tepat disebut sebagai aksi demonstrasi warung martabak Markorbar. Benar bahwa massa yang berkumpul dalam foto itu berlokasi di depan warung Markobar Jalan Dr. Moewardi, Surakarta. Kegiatannya adalah acara jalan sehat bersama dari DSKS sekaligus acara deklarasi #2019GantiPresiden.

Namun, pernyataan bahwa kegiatan massa yang berkumpul dengan isu #2019GantiPresiden terkait dengan lokasi warung Markobar milik Gibran Rakabuming putra Presiden Jokowi dapat disebut sebagai pembingkaian informasi.

Kegiatan deklarasi #2019GantiPresiden memang bisa disebut sebagai kegiatan demonstrasi atau sarana menyalurkan aspirasi. Namun, aksi #2019GantiPresiden itu tidak dimaksudkan dilakukan di warung Markobar atau sebagai kegiatan mendemo anak Jokowi.

Foto yang beredar di media sosial itu diberi penjelasan atas informasi (teks dan konteks) yang lebih luas dari fakta di lapangan. Kegiatan massa #2019GantiPresiden sebagai kegiatan politik, tapi pesan-pesan yang menyebut foto itu beredar sebagai demo atas warung Markobar juga dapat dilihat sebagai unggahan politik, bahkan opini politik. Ada potensi misinformasi dalam unggahan-unggahan tersebut.

======

Tirto mendapatkan akses pada aplikasi CrowdTangle yang memungkinkan mengetahui sebaran sebuah unggahan (konten) di Facebook, termasuk memprediksi potensi viral unggahan tersebut. Akses tersebut merupakan bagian dari realisasi penunjukan Tirto sebagai pihak ketiga dalam proyek periksa fakta.

News Partnership Lead Facebook Indonesia, Alice Budisatrijo, mengatakan, alasan pihaknya menggandeng Tirto dalam program third party fact checking karena Tirto merupakan satu-satunya media di Indonesia yang telah terakreditasi oleh International Fact Cheking Network sebagai pemeriksa fakta.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Frendy Kurniawan

tirto.id - Politik
Penulis: Frendy Kurniawan
Editor: Maulida Sri Handayani